kesehatan

12 Mitos dan Fakta tentang Asam Urat

Jakarta (ANTARA) –

Penyakit radang sendi asam urat atau dikenal dengan asam urat merupakan salah satu bentuk radang sendi yang ditandai dengan nyeri hebat, kemerahan, dan sensasi nyeri tekan pada persendian akibat pembengkakan. Nyeri dan peradangan ini terjadi ketika asam urat terlalu banyak mengkristal dan menumpuk di persendian.

Gejala asam urat meliputi nyeri hebat, kemerahan, dan pembengkakan pada persendian, sering kali pada jempol kaki. Serangan dapat datang tiba-tiba, sering kali pada malam hari. Orang sering mengaitkan asam urat dengan sejumlah mitos yang dianggap sebagai penyebabnya.

Berikut 12 mitos umum tentang asam urat dan faktanya sebagaimana dilansir dari berbagai sumber.

1. Mitos: Asam urat hanya menyerang pria..
Faktanya, penyakit asam urat dapat menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita.

2. Mitos: Asam urat berhubungan erat dengan obesitas.
Padahal, penyakit asam urat bisa diderita oleh siapa saja, bukan hanya orang yang memiliki berat badan berlebih atau obesitas.

Meskipun berat badan dapat meningkatkan risiko asam urat, berat badan bukanlah satu-satunya faktor risiko. Tekanan darah tinggi, diabetes, penyakit jantung, penyakit ginjal, dan faktor genetik juga dapat meningkatkan risiko asam urat.

3. Mitos: Asam urat hanya menyerang jempol kaki.
Faktanya, asam urat dapat menyerang lutut, siku, dan sendi lainnya.

Serangan pertama sering terjadi di area jempol kaki, tetapi dapat juga menyerang pergelangan kaki, lutut, siku, pergelangan tangan, dan jari-jari. Jika tidak diobati, serangan akan berlangsung lebih lama dan berpotensi menyerang lebih banyak sendi.

4. Mitos: Asam urat memang menyakitkan, tetapi bukan penyakit serius.
Faktanya, jangan anggap enteng asam urat. Faktanya, jika dibiarkan kambuh, nyerinya bisa bertambah parah.

Kristal asam urat yang menumpuk seiring waktu dapat menyebabkan munculnya kristal di ginjal, yang sering disebut sebagai batu ginjal. Hal ini terjadi karena ginjal tidak lagi cukup kuat untuk memproses kadar asam urat yang berlebihan.

Tak hanya itu, penumpukan asam urat ini juga dapat mengganggu aliran darah dan meningkatkan risiko stroke serta serangan jantung. Oleh karena itu, sangat penting untuk memeriksakan diri ke dokter secara rutin jika Anda memiliki riwayat asam urat.

5. Mitos: Asam urat adalah penyakit yang dapat hilang dengan sendirinya.
Padahal, tidak adanya gejala bukan berarti serangan asam urat hilang selamanya. Serangan asam urat dapat berlangsung selama satu hingga dua minggu dan dapat kambuh lebih sering jika tidak diobati dengan tepat.

Itulah mengapa penting untuk melanjutkan pengobatan bahkan jika Anda tidak merasakan nyeri, sehingga serangan asam urat berikutnya dapat dicegah.

Kadar asam urat dalam darah mungkin masih tinggi meskipun tidak ada gejala. Oleh karena itu, obat penurun asam urat harus diminum secara teratur untuk mencegah fluktuasi kadar asam urat dan menghindari serangan asam urat lebih lanjut.

6. Mitos: Pola makan yang buruk menyebabkan asam urat
Sebenarnya, tidak ada penyebab tunggal dari penyakit asam urat. Sebab, penyebabnya beragam. Mulai dari faktor genetik, riwayat keluarga, berat badan, riwayat kesehatan, hingga obat-obatan.

Namun, makanan dan minuman tertentu seperti jeroan, alkohol, daging merah, kerang, makanan laut tertentu yang tinggi purin, dan minuman fruktosa tinggi dapat meningkatkan risiko asam urat.

7. Mitos: Anda dapat mengelola asam urat hanya dengan perubahan pola makan.
Padahal, diet saja tidak bisa menyembuhkan asam urat. Minum obat untuk menurunkan kadar asam urat dan perubahan gaya hidup tetap diperlukan.

Pengobatan asam urat bertujuan untuk menurunkan kadar asam urat hingga 7 hingga 6 miligram per desiliter atau lebih rendah. Pengobatan juga perlu diikuti dengan perubahan gaya hidup termasuk olahraga teratur, minum cukup air, dan menurunkan berat badan.

8. Mitos: Mengonsumsi makanan asam dapat memicu asam urat.
Padahal, bukan makanan yang bersifat asam, melainkan makanan yang mengandung purin tinggi yang dapat memicu asam urat.

Vitamin C dalam jeruk diyakini membantu menurunkan kadar asam urat dalam darah menurut hasil penelitian.

9. Mitos: Anda tidak bisa makan daging jika menderita asam urat.
FaktanyaBahasa Indonesia: Mengonsumsi daging dan makanan lain yang tinggi purin diperbolehkan asalkan jumlahnya dibatasi.

Namun, menghindari makanan yang tinggi purin akan membantu tubuh lebih mudah mengelola kadar asam urat berlebih.

10. Mitos: Susu dan yogurt meningkatkan kadar asam urat Anda
Faktanya, produk susu tertentu (rendah lemak) dapat membantu menurunkan kadar asam urat.

Sebuah studi tahun 2011 yang diterbitkan dalam jurnal Laporan Reumatologi Terkini menemukan bahwa konsumsi susu rendah lemak, yoghurt, dan produk susu lainnya mengurangi produksi asam urat dan meningkatkan ekskresi asam urat dari tubuh.

11. Mitos: Menghindari konsumsi alkohol dapat mencegah serangan asam urat
Faktanya, tidak mengonsumsi alkohol baik untuk kesehatan Anda secara keseluruhan, tidak hanya membantu mengurangi risiko asam urat.

Penerjemah: Abdu Faisal
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Hak Cipta © ANTARA 2024

ditulis oleh Nusarina Buchori
the jakarta press

Anda dapat mengirimkan berita di https://t.me/trackred

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button