Kesehatan mental sangat erat kaitannya dengan kesehatan fisik.
Jakarta (ANTARA) – Masalah kesehatan mental sering dikaitkan dengan peristiwa traumatis atau faktor interpersonal dan lingkungan yang merugikan. Namun, sebuah studi inovatif menunjukkan bahwa masalah kesehatan mental mungkin juga terkait erat dengan kesehatan fisik.
Dikutip dari The Hindustan Times, Selasa (20/8), sebuah studi baru dari University of Melbourne, University College London, dan University of Cambridge menemukan hubungan yang mengejutkan antara kesehatan fisik, terutama organ vital seperti hati dan jantung, dengan kesejahteraan mental. Kesehatan organ yang buruk memperburuk kesehatan mental dan menyebabkan gangguan psikologis.
Studi ini mengungkap bagaimana kondisi fisik yang buruk, terutama hati, jantung, dan sistem kekebalan tubuh, dapat meningkatkan gejala depresi.
Baca juga: Psikolog: Perhatian Pemerintah terhadap Kesehatan Mental Meningkat
Korelasi antara kesehatan fisik dan mental ini disebabkan oleh perubahan struktural di otak. Struktur otak merupakan penyebab laten dari memburuknya kondisi kesehatan mental.
Orang dengan kesehatan yang menurun secara keseluruhan dan fungsi organ yang melemah dapat mengalami perubahan anatomi di otak. Perubahan struktural di otak ini meningkatkan risiko depresi, kecemasan, dan ketidakstabilan emosi (neurotisme). Temuan ini menantang pandangan tradisional bahwa kesehatan mental semata-mata bersifat psikologis.
Para peneliti menyerukan pendekatan yang lebih holistik terhadap perawatan kesehatan mental yang mengintegrasikan kesehatan mental dan fisik. Sebagian besar perawatan kesehatan mental hanya berfokus pada pikiran, mengabaikan potensi dampaknya terhadap kesehatan fisik.
Baca juga: Tokoh Bali Ingin Pemimpin Masa Depan Perhatikan Masalah Kesehatan Mental
Kesehatan fisik secara inheren berhubungan dengan kesehatan mental. Masalah metabolisme seperti resistensi insulin, peradangan, dan ketidakseimbangan mikrobioma usus dapat berdampak serius pada fungsi otak dan berkontribusi pada perkembangan gangguan kejiwaan. Psikiatri metabolik, subspesialisasi yang sedang berkembang, kini mempelajari masalah kesehatan mental dengan memahami kesehatan metabolik.
Studi ini mendesak perlunya perawatan komprehensif, dengan mempertimbangkan seluruh tubuh dan tidak memisahkan kesehatan mental dari kesehatan fisik. Penting untuk memperhatikan pilihan gaya hidup seperti tidur, pola makan, olahraga, dan penggunaan zat karena semuanya memainkan peran mendasar dalam kesehatan metabolisme, yang pada gilirannya dapat memengaruhi timbulnya gangguan kejiwaan.
Baca juga: RSWN Semarang luncurkan program deteksi kesehatan mental bagi remaja
Baca juga: Kemenkes: Perlu Evaluasi Kesehatan Mental Orang Tua-Guru Pengasuh Balita
Penerjemah: Putri Hanifa
Editor: Siti Zulaikha
Hak Cipta © ANTARA 2024
ditulis oleh Nusarina Buchori
the jakarta press
Anda dapat mengirimkan berita di https://t.me/trackred