kesehatan

Jenis-jenis penyakit jantung kardiomiopati dan gejalanya

Jakarta (ANTARA) – Kardiomiopati merupakan kondisi medis yang disebabkan oleh kelainan pada otot jantung yang mengganggu fungsinya sebagai pompa darah.

Menurut dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dari Siloam Hospital Kebon Jeruk, dr. Leonardo Paskah Suciadi, Sp.JP, FIHA, FAPSC, FESC, FHFA, kardiomiopati dapat berkembang secara bertahap dan sering kali tidak menunjukkan gejala khas pada awalnya.

Seperti dikutip dalam siaran pers dari salah satu rumah sakit di Jakarta, Selasa, ia mengatakan kondisi ini membuat banyak orang baru menyadari dirinya mengidap gangguan ketika sudah dalam stadium lanjut.

Menurutnya, sebagian besar kasus kardiomiopati terjadi pada usia muda, dengan puncaknya pada usia 30 hingga 40 tahun.

Pengetahuan tentang jenis-jenis kardiomiopati dan gejala-gejalanya diperlukan untuk dapat mendeteksi gangguan jantung sejak dini.

Jenis-jenis Kardiomiopati

1. Kardiomiopati Dilatasi

Kardiomiopati dilatasi merupakan jenis kardiomiopati yang paling umum. Pada kondisi ini, otot jantung akan melemah sehingga dinding bilik jantung (ventrikel) akan menipis dan bilik jantung akan membesar. Akibatnya, jantung tidak dapat memompa darah secara efektif. Gangguan ini ditandai dengan gejala seperti sesak napas, kelelahan, dan pembengkakan pada kaki atau perut.

2. Kardiomiopati Hipertrofik

Dinding jantung, terutama ventrikel kiri, mengalami penebalan yang berlebihan dan tidak biasa pada kardiomiopati hipertrofik. Adanya hipertrofi otot jantung akan menyebabkan dinding ruang jantung mengeras dan kaku, sehingga memengaruhi relaksasi jantung, fase penting dalam pengisian ruang jantung dengan darah sebelum dipompa ke seluruh tubuh.

Jenis kardiomiopati ini adalah yang paling umum, terjadi pada sekitar 1 dari 500 orang sehat. Penyebabnya hampir selalu berupa mutasi genetik atau faktor keturunan. Gejalanya dapat meliputi nyeri dada, jantung berdebar, dan pingsan.

3. Kardiomiopati Restriktif

Kardiomiopati restriktif ditandai dengan perubahan struktur dinding ruang jantung yang menyebabkan pengerasan otot jantung tanpa penebalan dinding. Jenis kardiomiopati ini lebih jarang terjadi dibandingkan gangguan otot jantung lainnya. Mirip dengan kardiomiopati hipertrofik, kondisi restriktif akan menyebabkan gangguan berat pada fase relaksasi otot jantung, sehingga mengakibatkan gagal jantung dengan gejala berat dan umumnya sulit diobati.

4. Kardiomiopati Aritmogenik

Gangguan ini secara khusus disebabkan oleh perubahan jaringan otot jantung normal menjadi jaringan lemak fibrosa. Secara statistik, kondisi ini lebih sering menyerang atau bermula dari bilik jantung kanan, namun pada beberapa kasus dapat menjalar ke bilik jantung kiri.

Kondisi ini sering kali menyebabkan aritmia atau gangguan irama jantung yang berakibat fatal, jauh sebelum timbulnya gejala gagal jantung. Hal ini berkaitan dengan kejadian henti jantung atau kematian jantung mendadak yang biasanya ditemukan pada pasien muda dengan penampilan sehat tanpa gejala sebelumnya.

Gejala

Siapa pun dapat mengalami kardiomiopati, tanpa memandang usia atau jenis kelamin. Namun, beberapa kelompok berisiko lebih tinggi mengalami kardiomiopati, termasuk mereka yang memiliki riwayat penyakit dalam keluarga, faktor genetik, riwayat infeksi atau peradangan jantung, penyakit sistemik, dan penyintas kanker.

Gejala kardiomiopati sering kali bervariasi tergantung pada jenis dan tingkat keparahan penyakit. Gejala umum yang mungkin dialami meliputi sesak napas, kelelahan, pembengkakan, nyeri dada, jantung berdebar, dan pingsan terutama saat berolahraga.

Diagnosa

Untuk mendiagnosis kardiomiopati, dokter akan menggunakan beberapa metode pemeriksaan khusus selain pemeriksaan fisik, termasuk elektrokardiografi (EKG), ekokardiografi, tes laboratorium darah, MRI jantung, tes genetik, dan biopsi jantung.

Ekokardiogram adalah metode non-invasif dan sangat praktis serta efektif dalam mengidentifikasi perubahan struktural yang terkait dengan kardiomiopati.

Ekokardiogram menghasilkan gambar jantung menggunakan gelombang suara yang memantul dari jaringan jantung (USG). Hal ini memungkinkan dokter untuk melihat struktur jantung, ukuran ruang jantung, ketebalan dinding, dan dinamika fungsi jantung.

MRI dapat membantu menilai kerusakan otot jantung dan perubahan struktural yang tidak selalu terlihat pada ekokardiogram. Dengan demikian, MRI lebih sensitif dalam mendeteksi kelainan struktural jantung, dan sangat berguna dalam menegakkan diagnosis kasus-kasus sulit yang sering terlewatkan dengan metode pengujian lainnya.

Risiko serangan jantung

Kebanyakan kasus kardiomiopati dapat menimbulkan risiko aritmia fatal dan serangan jantung yang mengakibatkan kematian jantung mendadak.

Kejadian ini sering dialami oleh pasien yang gejalanya relatif ringan atau bahkan tanpa gejala sebelumnya. Dengan kata lain, komplikasi fatal ini dapat terjadi sebagai manifestasi awal pada pasien kardiomiopati, sebelum gejala lain atau gagal jantung muncul.

Kardiomiopati Takotsubo atau dikenal sebagai sindrom patah hati adalah kondisi unik yang gejalanya mirip dengan serangan jantung, yaitu nyeri dada atau sesak napas secara tiba-tiba.

Namun, kondisi ini tidak disebabkan oleh penyumbatan arteri koroner, melainkan kerusakan sementara pada otot jantung yang dipicu oleh pelepasan hormon stres berlebihan yang bersifat racun bagi otot jantung.

Hal ini sering ditemukan pada wanita pascamenopause segera setelah dipicu oleh stres emosional atau fisik yang berat, termasuk setelah penyakit akut berat lainnya seperti pendarahan otak.

Transplantasi jantung biasanya dipertimbangkan ketika kardiomiopati telah menyebabkan gagal jantung stadium akhir yang tidak dapat ditangani dengan pengobatan atau intervensi lain. Ini merupakan pilihan terakhir untuk memperpanjang hidup dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

Di sisi lain, rehabilitasi jantung melibatkan program latihan, edukasi, dan dukungan psikologis untuk membantu pasien kardiomiopati meningkatkan kesehatan jantung dan kualitas hidup mereka. Ini termasuk latihan fisik yang aman, manajemen stres, dan perubahan gaya hidup.

Rumah Sakit Siloam Kebon Jeruk menyediakan layanan Klinik Perawatan Jantung Tingkat Lanjut (ACCC) sebagai pendukung layanan konsultasi di klinik spesialis jantung.

Layanan ini menerapkan pendekatan holistik dan terkoordinasi untuk merawat pasien dengan penyakit jantung kompleks, khususnya gagal jantung.

Tim pendukung layanan ACCC terdiri dari dokter umum, perawat, apoteker klinis, dan ahli gizi yang telah menerima pelatihan khusus.

Baca juga: Kecemasan dan stres berkepanjangan dapat memicu penyakit jantung

Baca juga: Layanan skrining penyakit jantung sudah tersedia di puskesmas

Reporter: Alviansyah Pasaribu
Redaktur : Maryati
Hak Cipta © ANTARA 2024

ditulis oleh Nusarina Buchori
the jakarta press

Anda dapat mengirimkan berita di https://t.me/trackred

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button