kesehatan

Pendidikan kesehatan mandiri GEA Medical dan Mandaya Royal Hospital

Jakarta (ANTARA) – Distributor alat kesehatan GEA Medical bekerja sama dengan Rumah Sakit Mandaya Royal meluncurkan kampanye edukasi kesehatan mandiri untuk mencegah penyakit.

Direktur Utama RS Mandaya dr Ben dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat, mengatakan kampanye ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat agar lebih peduli terhadap kesehatan.

“Edukasi dengan melakukan pemeriksaan kesehatan mandiri untuk mencegah penyakit sejak dini,” kata dr Ben.

Dengan mengusung “Langkah Kecil Menuju Sehat Bersama”, GEA Medical dan Rumah Sakit Mandaya Royal mengadakan pemeriksaan kesehatan gratis sekaligus edukasi cara memeriksa kesehatan.

Baca juga: BRIN: Pendidikan profesi disabilitas perlu disesuaikan dengan kebutuhan

Ujian ini akan ditujukan kepada karyawan perusahaan yang berlokasi di sekitar Jakarta.

Dr Ben juga mengajak masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit diabetes yang dapat menimbulkan komplikasi.

Menurutnya, gagal ginjal, penyakit kardiovaskular, masalah gigi dan mulut, stroke, pecahnya pembuluh darah ke otak, merupakan beberapa komplikasi yang mungkin terjadi akibat diabetes.

Tingginya kadar gula darah dalam tubuh akibat kegagalan atau kekurangan hormon insulin akan menimbulkan sederet penyakit lain di dalam tubuh.

Ia mengatakan, penderita diabetes bisa bertahan hidup asalkan kadar gula darah dalam tubuhnya terkontrol.

“Kualitas hidup penderita diabetes dapat ditingkatkan melalui pengobatan jangka panjang dan pendekatan komprehensif. Diabetes juga dapat dicegah sejak dini,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Pemasaran GEA Medical Endrajaya Tjen menilai kegiatan skrining kesehatan penting karena mendukung upaya Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tetap sehat.

Sehubungan dengan pemeriksaan kesehatan mandiri sejak dini, obesitas juga menjadi salah satu hal yang harus mendapat perhatian.

Obesitas telah menjadi masalah global yang mempengaruhi 2 miliar penduduk dunia dan mengancam kesehatan masyarakat, termasuk di Indonesia.

Pada tahun 2030, diperkirakan satu dari lima perempuan dan satu dari tujuh laki-laki akan hidup dengan obesitas. Dengan kata lain, lebih dari 1 miliar orang di seluruh dunia akan mengalami obesitas.

Di Indonesia, dalam kurun waktu 10 tahun terjadi peningkatan angka obesitas yang signifikan dari 10,5 persen pada tahun 2007 menjadi 21,8 persen pada tahun 2018.

Obesitas merupakan salah satu faktor risiko terjadinya penyakit tidak menular seperti kencing manis, penyakit jantung, kanker, hipertensi, serta penyakit metabolik dan non metabolik lainnya serta berkontribusi terhadap penyebab kematian akibat penyakit kardiovaskular, diabetes, dan ginjal.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, pada tahun 2023 persentase penduduk usia 18 tahun ke atas yang melakukan deteksi dini obesitas di Indonesia mencapai 48,8 persen atau sekitar 68.161.703 jiwa.

Baca juga: IDI perkuat UKS dengan edukasi perawatan luka yang benar di 250 sekolah

Baca juga: PDPI dukung program skrining TBC pemerintah baru

Reporter: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Zita Meirina
Hak Cipta © ANTARA 2024

ditulis oleh Nusarina Buchori
the jakarta press

Anda dapat mengirimkan berita di https://t.me/trackred

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button