Badan Pangan Nasional menghimbau masyarakat Indonesia untuk memilih buah-buahan lokal
Jakarta (ANTARA) – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi mengimbau masyarakat mengonsumsi buah-buahan lokal untuk mendukung keberlanjutan pertanian dalam negeri.
“Pemilihan buah-buahan lokal menunjukkan komitmen kita dalam memanfaatkan sumber daya dan potensi pangan yang kita miliki,” kata Arief dalam siaran persnya, Minggu.
Dia melontarkan komentar ini menyusul kekhawatiran mengenai anggur Shine Muscat setelah pihak berwenang Thailand mendeteksi residu pestisida berbahaya pada buah impor di pasar mereka.
Indonesia segera meresponsnya dengan melakukan uji cepat residu pestisida bersama Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKPD).
Berdasarkan hasil pengujian, Bapanas memastikan anggur Shine Muscat yang ada di pasaran Indonesia aman dikonsumsi.
Meski masyarakat bebas memilih makanan yang mereka sukai, Arief mendorong masyarakat untuk lebih memilih produk lokal untuk membantu memperkuat ketahanan pangan.
“Untuk ketahanan pangan yang kuat landasannya adalah kemandirian pangan. Artinya kita harus mengutamakan produksi dalam negeri,” tandasnya.
Ia mencatat, Indonesia memiliki beragam jenis buah-buahan seperti manggis, mangga, pisang, dan salak yang mampu memenuhi permintaan dalam negeri.
“Kami mendorong masyarakat untuk memprioritaskan buah-buahan lokal yang tidak hanya segar tetapi juga mendukung kesejahteraan petani Indonesia,” tambahnya.
Arief menyatakan konsumsi buah-buahan lokal sejalan dengan upaya diversifikasi konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal yang dituangkan dalam Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2024.
Ia menyoroti tiga manfaat memilih buah-buahan lokal: mendukung gaya hidup sehat, meningkatkan perekonomian regional dan nasional, dan meningkatkan penghidupan petani lokal.
Data laporan Pola Pangan yang Diharapkan pada tahun 2023 menunjukkan bahwa konsumsi buah di Indonesia meningkat dari 76,7 gram per kapita per hari pada tahun 2021 menjadi 88,7 gram per kapita per hari pada tahun 2023, dengan peningkatan per kapita sebesar 3 gram antara tahun 2022 dan 2023.
Namun, meskipun terdapat tren peningkatan, rata-rata konsumsi buah di Indonesia masih berada di bawah target nasional dan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Pada tahun 2023, rata-rata masyarakat Indonesia hanya mengonsumsi 34,4 kilogram buah per kapita per tahun, sedangkan WHO merekomendasikan minimal 65 kilogram per kapita per tahun.
Direktur Diversifikasi Konsumsi Pangan Bapanas, Rinna Syawal menjelaskan, buah lokal memiliki beberapa keunggulan dibandingkan buah impor, antara lain kesegarannya lebih baik dan kandungan nutrisinya lebih baik.
“Buah lokal lebih segar dan sehat karena dipanen pada saat puncak kematangan dan tidak menempuh jarak jauh untuk sampai ke konsumen. Hal ini tidak hanya menjamin rasa lebih segar tetapi juga menjaga kualitas nutrisi buah,” kata Rinna.
Badan ini telah mempromosikan konsumsi buah lokal melalui berbagai kegiatan sepanjang tahun.
“Kami telah membagikan kurang lebih 9.050 botol jus sayur dan buah serta 15.350 buah pisang secara gratis di berbagai acara untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan manfaat mengkonsumsi buah lokal,” ujarnya.
Selain sosialisasi langsung kepada masyarakat, Bapanas juga menjalankan program “B2SA Goes to School” (BGtS) yang mengedepankan pangan yang beragam, bergizi, seimbang, dan aman dengan menggunakan bahan-bahan lokal.
“Program ini dilaksanakan di 380 sekolah di 38 provinsi dengan target menjangkau 80.000 siswa,” tutup Rinna.
Berita terkait: Hasil laboratorium untuk menentukan nasib impor anggur Muscat
Berita terkait: Penyelamatan diam-diam buah langka Meratus
Penerjemah: Muhammad Harianto, Yashinta Difa
Redaktur: Anton Santoso
Hak Cipta © ANTARA 2024
ditulis oleh Nusarina Buchori
the jakarta press
Anda dapat mengirimkan berita di https://t.me/trackred