kesehatan

Stres saat hamil dikaitkan dengan risiko epilepsi pada anak

Kesehatan mental ibu selama hamil mempunyai dampak jangka panjang terhadap kesejahteraan anak-anaknya.

Ditulis dalam laman Medical Daily, Jumat (15/11), sebuah penelitian terbaru menyoroti pentingnya perawatan emosional bagi ibu hamil, karena peneliti menemukan bahwa anak yang lahir dari ibu yang mengalami stres psikologis selama kehamilan memiliki risiko jauh lebih tinggi terkena epilepsi pada ibu hamil. masa kecil.

Temuan yang dipublikasikan di jurnal PLOS ONE ini didasarkan pada analisis kelompok kelahiran yang melibatkan hampir 100.000 partisipan.

Para peneliti menganalisis hubungan antara skor stres pada wanita hamil dan dampak epilepsi pada anak-anak mereka. Dengan menggunakan Skala Distress Psikologis Kessler (K6), para peneliti mengevaluasi stres peserta berdasarkan enam item, dua kali selama kehamilan: sekali pada paruh pertama sekitar minggu ke-15, dan sekali lagi pada paruh kedua pada sekitar minggu ke-30.

Baca juga: Stimulasi Saraf Vagus, Solusi Modern Atasi Epilepsi

Berdasarkan skor K6 mereka, peserta dikategorikan menjadi enam kelompok, yang mencerminkan tekanan rendah atau sedang pada setiap titik waktu.

Analisis menunjukkan bahwa memiliki skor K6 pada ibu sebesar 5 atau lebih tinggi pada kedua waktu tersebut memiliki risiko meningkat sebesar 70 persen pada anak-anak berusia 1 hingga 3 tahun ketika ibu mereka terus-menerus mengalami tekanan psikologis selama kehamilan.

Oleh karena itu, penyesuaian lingkungan untuk mendorong relaksasi pada wanita hamil diperlukan untuk mencegah berkembangnya epilepsi pada keturunannya, tulis para peneliti.

Epilepsi adalah penyakit otak kronis yang ditandai dengan kejang, yang terjadi ketika sel-sel saraf tidak memberikan sinyal dengan baik. Kondisi ini mempengaruhi sekitar 65 juta orang di seluruh dunia, dengan sekitar 150.000 kasus baru terjadi setiap tahunnya di Amerika.

Meskipun beberapa kasus epilepsi bersifat keturunan, faktor lain seperti gangguan perkembangan, cedera otak, dan gangguan autoimun diketahui menjadi penyebab epilepsi.

Untuk mengurangi risiko stres dan kecemasan ibu, peneliti menyarankan terapi relaksasi, termasuk yoga, musik, terapi Benson, relaksasi otot progresif, relaksasi pernapasan dalam, imajinasi terbimbing, mindfulness, dan hipnosis.

Berdasarkan temuan saat ini, mereka berharap teknik menghilangkan stres ini juga efektif dalam mencegah timbulnya epilepsi pada keturunannya.

ditulis oleh Nusarina Buchori
the jakarta press

Anda dapat mengirimkan berita di https://t.me/trackred

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button