Kista umumnya ditemukan pada wanita berusia 20 hingga 30 tahun, menurut dokter
Jakarta (ANTARA) – Dokter spesialis kebidanan dan ginekologi mengatakan kista, kantong jaringan berisi cairan atau zat lain, banyak ditemukan pada wanita berusia 20 hingga 30 tahun.
Oleh karena itu, pemeriksaan rutin pada organ rahim perlu dilakukan, seperti halnya kita rutin ke dokter gigi untuk memeriksa kesehatan gigi, kata dr Ivander Utama, F.MAS, SpOG, MSc saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.
Dokter dari RSIA Bunda Jakarta mengatakan, sebagian besar kista tidak menimbulkan gejala sehingga biasanya baru diketahui saat wanita menjalani pemeriksaan kesehatan.
Menurutnya, kista umumnya ditemukan pada pemeriksaan menggunakan alat USG, pemeriksaan kesehatan rutin, pemeriksaan kesehatan pranikah, pemeriksaan kehamilan, atau pemeriksaan organ reproduksi.
Ada banyak jenis kista, antara lain kista ovarium, kista payudara, kista epidermoid, kista ganglion, kista dermoid, dan kista ginjal.
Munculnya kista bisa dipicu oleh faktor genetik, infeksi, cacat sel, peradangan kronis, penyumbatan saluran tubuh, dan parasit.
Dokter Ivander mengatakan, tidak ada makanan atau minuman yang menjadi pemicu utama munculnya kista.
Meski demikian, ia mengingatkan pentingnya menerapkan pola hidup sehat dan mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang agar terhindar dari gangguan kesehatan.
Namun bukan berarti berhenti makan tahu, tempe, kacang-kacangan, daging merah akan mencegah penyakit kista atau bahkan menghilangkan kista, ujarnya.
Terkait anggapan kemalasan mengganti pakaian dalam bisa memicu munculnya kista, ia mengatakan hal itu hanya mitos belaka.
Baca juga: Kista Ginjal Itu Jinak, Bukan Kanker
Baca juga: Benjolan Kista dan Kanker Payudara Seringkali Sulit Dibedakan
Gejala kista bisa berupa benjolan yang tumbuh di bagian tubuh seperti wajah, leher, dada, punggung, kulit kepala, telapak tangan, dan telapak kaki.
Namun kista yang tumbuh di dalam tubuh, seperti ovarium, tidak bisa langsung terlihat.
Dokter Ivander mengatakan perut buncit bukanlah tanda adanya kista ovarium.
“Perut buncit bukan tanda kista ovarium. Miom rahim atau miom juga bisa menjadi tanda perut buncit jika sudah membesar. Perut buncit juga bisa karena obesitas dan kehamilan,” ujarnya. .
Menurutnya, pengobatan kista berbeda-beda sesuai jenisnya. Misalnya, kista fungsional hanya dapat diamati karena dapat hilang pada siklus menstruasi berikutnya tanpa pengobatan.
Dokter Ivander mengatakan, kista hemoragik juga bisa hilang dengan sendirinya dalam waktu dua hingga tiga bulan.
Namun, kata dia, saat menangani kista endometriosis (kista coklat) yang sering menimbulkan nyeri saat menstruasi, dokter dapat mempertimbangkan untuk melakukan operasi jika keluhannya sangat serius.
Kesimpulannya, pengobatan kista ovarium akan sangat bergantung pada jenis kista dan keluhan pasien. Pengobatannya mulai dari observasi saja hingga operasi, ujarnya.
Ia mengingatkan para wanita yang aktif secara seksual untuk rutin memeriksakan diri ke dokter kandungan dan menjalani pemeriksaan USG setahun sekali untuk mendeteksi dini gangguan kesehatan reproduksi.
Baca juga: Dokter Sebut Nyeri Haid Berlebihan Bisa Disebabkan Kista
Baca juga: Kista bawaan yang dibiarkan membesar bisa menimbulkan komplikasi
Reporter: Hreeloita Dharma Shanti
Redaktur: Maryati
Hak Cipta © ANTARA 2024
ditulis oleh Nusarina Buchori
the jakarta press
Anda dapat mengirimkan berita di https://t.me/trackred