Sri Mulyani mengatakan Indonesia mengantisipasi kebijakan proteksionisme Trump
Jakarta (ANTARA) – Indonesia mengantisipasi dampak kebijakan ekonomi dan politik Amerika pasca terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat berikutnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu, menjelaskan bahwa arah kebijakan Trump kemungkinan besar akan lebih akseleratif dibandingkan masa jabatan sebelumnya pada 2017-2021, sehingga berdampak signifikan terhadap perekonomian global, termasuk Indonesia.
“Biasanya dari segi APBN, dia (Trump) akan populis dengan memotong pajak perusahaan tapi juga akan memotong banyak manfaat yang akan dinikmati rakyatnya, sehingga keseimbangan fiskal masih harus dilihat,” Sri Mulyani menyatakan.
Sementara dari sisi politik mengenai imigrasi, konflik antara Rusia dengan negara lain, serta komitmen Amerika terhadap perubahan iklim juga akan berubah, ”ujarnya.
Sri Mulyani menyoroti usulan kebijakan tarif tinggi yang diajukan Trump, termasuk ancaman tarif 100 persen terhadap negara anggota BRICS dan kenaikan tarif sebesar 60 persen terhadap produk Tiongkok, berpotensi meningkatkan ketegangan geopolitik dan mengganggu rantai pasokan global.
Ia mencatat bahwa kebijakan proteksionisme AS dapat menghambat laju Fed Fund Rate, sehingga menyebabkan volatilitas harga komoditas global.
Selain itu, pasar keuangan AS cenderung merespons kebijakan Trump dengan peningkatan pasar saham, namun hal ini akan diikuti dengan peningkatan defisit dan utang negara.
Tingginya imbal hasil (yield) US treasury akibat ekspektasi defisit fiskal juga berdampak pada arus keluar modal (capital outflow) dari negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
Oleh karena itu, Sri Mulyani menekankan pentingnya langkah antisipatif bagi Indonesia di tengah dinamika situasi yang terkena dampak kebijakan Trump, khususnya terkait tren penguatan dolar AS dan perubahan kebijakan perdagangan AS.
Kendati demikian, Menkeu menilai Indonesia mempunyai peluang untuk memperkuat posisinya dalam perekonomian global. Ia meyakini langkah pertahanan terbaik negara adalah menjamin ketahanan pangan dan energi serta memposisikan Indonesia sebagai pemain kunci dalam rantai pasok komoditas strategis.
Sri Mulyani menjelaskan, pemerintah di bawah arahan Presiden Prabowo akan memprioritaskan penguatan ketahanan dalam negeri, khususnya di sektor pangan dan energi, serta memanfaatkan peluang strategis untuk meningkatkan posisi Indonesia di kancah global.
“Selain penguatan (produksi) pangan dan energi dalam negeri serta pengaruhnya terhadap berbagai kebijakan dalam negeri, tantangan yang juga harus kita antisipasi tentu saja adalah mitra dagang dan investasi besar kita yaitu Amerika Serikat dan Tiongkok,” kata Menkeu.
“Dengan AS di bawah kepemimpinan Presiden Trump, dari sudut pandang ekonomi, kondisinya bullish, dengan implikasi kebijakannya. Negara dengan perekonomian terbesar kedua, Tiongkok, juga mempunyai dampak yang harus terus kita pantau dan waspadai serta dampak dari krisis tersebut. hubungan antara Tiongkok dan AS berdampak pada seluruh dunia,” tambahnya.
Berita terkait: Pandjaitan memberi sinyal kekhawatiran ekonomi atas kebijakan proteksionis Trump
Berita terkait: Kebijakan proteksionisme Trump dapat berdampak pada produk perikanan laut Indonesia
Penerjemah: Bayu Saputra, Yashinta Difa
Redaktur: Rahmad Nasution
Hak Cipta © ANTARA 2024
ditulis oleh Nusarina Buchori
the jakarta press
Anda dapat mengirimkan berita di https://t.me/trackred