kesehatan

Perhatikan pilihan makanan untuk menghindari risiko kanker

Jakarta (ANTARA) – Hasil penelitian baru menunjukkan konsumsi makanan ultraolahan menjadi salah satu faktor pendorong peningkatan jumlah kasus kanker usus besar di Amerika Serikat.

Seperti dikutip dalam siarannya Medis Harian pada Selasa (17/12), menurut penelitian terbaru, peningkatan kasus kanker usus besar di kalangan generasi muda salah satunya disebabkan oleh kebiasaan makan yang tidak sehat, terutama peningkatan konsumsi makanan olahan dan minyak yang tidak sehat.

Meski umumnya enak dan bisa membuat hidup lebih mudah, namun makanan olahan bisa menimbulkan risiko gangguan metabolisme dan penyakit seperti diabetes jika dikonsumsi terus-menerus.

Dalam studi baru tersebut, para peneliti menguji hubungan antara konsumsi makanan ultra-olahan dan proses penyembuhan alami tubuh.

Mereka memeriksa 162 sampel tumor dari pasien kanker usus besar dan menemukan bahwa sampel tersebut mengandung “jumlah berlebihan” molekul penyebab peradangan serta sejumlah kecil molekul penyembuhan.

“Sudah diketahui umum bahwa pasien dengan pola makan tidak sehat mengalami peningkatan peradangan di tubuh mereka. Kita sekarang melihat peradangan ini pada tumor usus besar itu sendiri,” kata Dr. Timothy Yeatman, salah satu penulis hasil penelitian tersebut.

“Kanker itu seperti luka kronis, yang tidak akan sembuh jika tubuh Anda hidup dengan makanan ultra-olahan setiap hari, kemampuannya untuk menyembuhkan luka itu menurun karena peradangan dan penekanan sistem kekebalan tubuh yang pada akhirnya memungkinkan kanker tumbuh,” ujarnya. mengatakan dalam siaran pers.

Baca juga: Omega 3 dan 6 meningkatkan daya tahan tubuh terhadap kanker

Baca juga: Konsumsi serat yang cukup untuk menghindari risiko kanker usus besar

Menurut penelitian baru, solusi terhadap peradangan juga terletak pada makanan. Memilih sumber lemak sehat seperti alpukat dapat membantu menyembuhkan peradangan.

Hasil penelitian terbaru membuka pintu bagi pendekatan pengobatan alami baru yang bertujuan memulihkan keseimbangan pola makan agar lebih efektif memerangi kanker kolorektal.

“Tubuh kita dirancang untuk secara aktif mengatasi peradangan dengan senyawa lipid bioaktif yang berasal dari lemak sehat, seperti alpukat yang kita konsumsi,” kata Ganesh Halade, peneliti lainnya.

“Lipid bioaktif adalah molekul sangat kecil yang berasal dari makanan yang kita makan dan jika berasal dari produk makanan olahan, secara langsung akan membuat sistem kekebalan tidak seimbang dan memicu peradangan kronis,” jelasnya.

Baca juga: Dokter: Obesitas Jadi Faktor Risiko Kanker Rahim

Baca juga: Hindari Karsinogen pada Makanan Cepat Saji untuk Cegah Risiko Kanker

Penerjemah: Hreeloita Dharma Shanti
Redaktur: Maryati
Hak Cipta © ANTARA 2024

ditulis oleh Nusarina Buchori
the jakarta press

Anda dapat mengirimkan berita di https://t.me/trackred

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button