Sikap BNI usai permohonan pailit Sritex ditolak Mahkamah Agung
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Bank Negara Indonesia Tbk (Persero) atau BNI mendapat dukungan pemerintah untuk berkoordinasi dengan kreditur guna menjamin kelangsungan usaha Sritex. BNI merupakan salah satu kreditur PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex).
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan perseroan akan berdiskusi lebih lanjut dengan pemerintah dan kreditur Sritex lainnya. Langkah ini menyusul ditolaknya permohonan pailit Sritex oleh Mahkamah Agung.
“Kami akan terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait antara lain pemerintah, manajemen Sritex, dan lembaga lainnya untuk merumuskan langkah-langkah strategis dalam mengkaji kelangsungan usaha Sritex,” kata Royke di Jakarta.
BNI berupaya mencari solusi terbaik yang dapat menyeimbangkan kepentingan semua pihak, baik kreditur lain, pemegang saham, pegawai, dan masyarakat luas. Sritex memiliki utang sebesar 23,81 juta dollar AS atau setara Rp. 374 miliar di BNI.
“Kami memahami bahwa Sritex merupakan salah satu perusahaan tekstil terbesar di Indonesia yang memberikan kontribusi signifikan terhadap lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi,” kata Royke.
Royke berharap melalui kerja sama yang baik antara semua pihak dapat mendukung keberlangsungan usaha Sritex, termasuk industri tekstil pada umumnya. BNI juga telah membentuk cadangan yang cukup untuk mengantisipasi risiko kredit Sritex.
ditulis oleh Nusarina Buchori
the jakarta press
Anda dapat mengirimkan berita di https://t.me/trackred