A2KPI menekankan pentingnya mempersiapkan RAN Kanker Payudara
Jakarta (ANTARA) – Asosiasi Advokasi Kanker Wanita Indonesia (A2KPI) menyampaikan pentingnya penyusunan Rencana Aksi Nasional Kanker Payudara (RAN Kanker Payudara) sebagai upaya menurunkan kematian akibat kanker pada wanita.
“Harus segera ditindaklanjuti dengan strategi implementasi yang tertuang dalam Rencana Aksi Nasional khusus kanker payudara,” kata Ketua Komite A2KPI Aryanthi Baramuli Putri dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.
Aryanthi mengatakan, pihaknya mengapresiasi upaya pemerintah dalam pengendalian kanker secara lebih komprehensif melalui peluncuran Rencana Kanker Nasional 2024 – 2034.
Namun A2KPI sebagai organisasi independen yang diprakarsai oleh 13 organisasi dan komunitas pasien kanker menghimbau agar upaya tersebut segera ditindaklanjuti dengan penyusunan RAN Kanker Payudara.
Baca juga: Menkes Sebut Layanan Paliatif Kanker Masih Belum Terjamah Banyak Rumah Sakit
Menurutnya, RAN Kanker Payudara merupakan langkah strategis untuk mengurangi beban kanker payudara dan mencapai target penurunan angka kematian sebesar 2,5 persen per tahun, seperti yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melalui Global Breast Cancer Initiative. (GBI).
Menurut Global Cancer Observatory (Globocan) 2022, setiap tahunnya lebih dari 66.000 perempuan Indonesia terdiagnosis kanker payudara dengan angka kematian 30 persen dari total kasus.
A2KPI juga menyoroti statistik yang mengkhawatirkan, dimana lebih dari 48 persen pasien didiagnosis pada Stadium III, 20 persen pada Stadium IV, dan 70 persen pasien meninggal atau mengalami masalah keuangan hanya dalam waktu 12 bulan setelah diagnosis.
Aryanthi kembali menegaskan, pengobatan kanker payudara merupakan upaya yang kompleks dan memerlukan kolaborasi lintas sektoral antara pemerintah, masyarakat, dan swasta.
Baca juga: Kebiasaan yang Perlu Dihindari untuk Mencegah Kanker Payudara
A2KPI menyatakan siap berperan aktif dalam penyusunan RAN Kanker Payudara dan berkomitmen untuk terus melakukan sosialisasi, edukasi, mendorong deteksi dini dan skrining kanker payudara untuk pencegahan dan pengendalian yang lebih baik di Indonesia.
Ia juga mendorong agar implementasi, pemantauan, dan evaluasi rencana ini segera dilakukan, sejalan dengan target WHO-GBCI dan didukung oleh pendanaan yang memadai.
“Ada rencana pendanaan yang memadai sehingga pelaksanaannya bisa optimal mengingat beban penyakit yang sangat besar,” kata Aryanthi.
Baca juga: Perlunya Dukungan Orang Terdekat Saat Terdiagnosis Kanker Payudara
Baca juga: BRIN Kembangkan Teknologi Deteksi Dini Kanker
Reporter: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Zita Meirina
Hak Cipta © ANTARA 2024
ditulis oleh Nusarina Buchori
the jakarta press
Anda dapat mengirimkan berita di https://t.me/trackred