Apa Makna Ayat Al-Qur’an yang Dikutip Hamas untuk Merasakan Kehadiran Ismail Haniyeh?
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh tewas dibunuh Israel beberapa waktu lalu. Dalam pernyataannya, Hamas mengutip sebuah ayat Al-Quran untuk mengenang dan selalu merasakan kehadiran Ismail Haniyeh dalam setiap langkah perjuangan mereka.
Syairnya adalah sebagai berikut,
Dan janganlah sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang terbunuh di jalan Allah itu mati. Akan tetapi, mereka itu hidup di sisi Tuhan mereka dan mereka diberi rezeki.
wa lā taḥsabannallāżīna qutillhu fī sabīlillāhi amwātā, bal aḥyā`un ‘inda rabbihim yurzaqụn
Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang terbunuh di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhan mereka yang memberi rezeki.
Apa arti kalimat tersebut?
Tafsir Singkat Kementerian Agama RI
Dan janganlah pernah kalian mengira bahwa orang-orang yang gugur sebagai syuhada di jalan Allah itu mati dalam artian tidak mampu bergerak kesana kemari dan tidak mengetahui keadaan orang-orang yang ditinggalkan. Akan tetapi sesungguhnya mereka hidup dengan kehidupan yang lain di sisi Allah di alam barzakh, mereka bahkan bisa bergerak dan mengetahui keadaan orang-orang yang ditinggalkan. Mereka mendapatkan rezeki berupa kehidupan yang istimewa penuh kenikmatan di dalamnya dan kedudukan yang mulia di sisi Allah.
Tafsir Tahlili
Orang-orang yang gugur sebagai syuhada dalam perang fi sabilillāh, tidaklah dapat dianggap mati sebagaimana anggapan orang-orang munafik, akan tetapi mereka tetap hidup di sisi Allah dan mendapat limpahan rezeki dan berkah.
Bagaimana kehidupan mereka selanjutnya, hanya Tuhan yang tahu. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, Nabi bersabda
Para syuhada berada di sungai di pintu surga dalam kubah hijau. Rezeki mereka keluar dari surga pada pagi dan sore hari. (HR. Al-Hakim, Ahmad, dan Al-Tabarani dari Ibnu Abbas)
Para syuhada berada di tepi sungai dekat pintu surga, mereka berada di kubah hijau. Makanan mereka berasal dari surga setiap pagi dan sore. (HR. al-Hakim, Ahmad, dan At-Tabrānī dari Ibnu Abbas).
Para syuhada menikmati karunia Allah, mereka ingin mati sebagai syuhada lagi dan lagi. Hal ini dijelaskan dalam sabda Nabi saw:
Tidaklah seorang yang meninggal dalam keadaan baik di sisi Allah, yang rela kembali ke dunia kecuali orang yang mati syahid. Karena ia rela kembali ke dunia dan terbunuh sekali lagi, karena ia melihat keutamaan mati syahid. (HR. Muslim)
“Tidaklah seorang pun yang telah meninggal dunia dan memperoleh keridhaan Allah, kemudian ingin kembali ke dunia, kecuali seorang yang mati syahid. Ia ingin dikembalikan ke dunia, kemudian mati syahid lagi. Hal itu karena besarnya keutamaan mati syahid.” (Sejarah Islam)
ditulis oleh Nusarina Buchori
the jakarta press
Anda dapat mengirimkan berita di https://t.me/trackred