Bank penantang Inggris, Starling, didenda FCA sebesar £29 juta karena cek pelanggan yang ‘sangat longgar’

Financial Conduct Authority (FCA) mendenda Starling, bank penantang online yang menerima pemberi pinjaman mapan di dunia fintech, setara dengan $39 juta karena kegagalan terkait dengan penyaringan otomatis bank terhadap pelanggan.

Didirikan oleh bankir veteran Anne Boden pada tahun 2014 sebelum menerima lisensi perbankan dari Bank of England, Starling saat ini melayani lebih dari empat juta rekening pribadi dan bisnis, menurut situs webnya.

“Starling tumbuh dengan cepat… Namun, langkah-langkah untuk mengatasi kejahatan keuangan tidak sejalan dengan pertumbuhannya,” kata FCA dalam sebuah pernyataan.

Starling menyadari pada bulan Januari 2023 bahwa sistem penyaringan otomatisnya, sejak tahun 2017, hanya menyaring nasabah berdasarkan “sebagian kecil dari daftar lengkap konsumen yang terkena sanksi keuangan”, kata regulator.

Ia menambahkan bahwa setelah peninjauan awal pengendalian kejahatan keuangan di bank-bank penantang pada tahun 2021, Starling gagal memenuhi janjinya untuk memperketat pemeriksaannya sendiri.

“Bank menyetujui persyaratan yang membatasi pembukaan rekening baru bagi nasabah berisiko tinggi,” kata FCA.

Namun, “Starling gagal mematuhi dan membuka lebih dari 54,000 rekening untuk 49,000 pelanggan berisiko tinggi antara September 2021 dan November 2023”.

Therese Chambers, direktur eksekutif gabungan FCA untuk penegakan hukum dan pengawasan pasar, mengatakan “Kontrol penyaringan sanksi keuangan Starling sangat lemah”.

Ketua Starling David Sproul pada hari Rabu meminta maaf atas kegagalan tersebut, menambahkan bahwa bank telah “berinvestasi besar-besaran untuk memperbaiki keadaan”, termasuk memperkuat tata kelola dewan.

“Kami telah mengambil pelajaran dari penyelidikan ini,” tambahnya dalam sebuah pernyataan.

Regulator mencatat bahwa tindakan Starling atas masalah tersebut mengakibatkan dendanya dikurangi dari £41 juta.