kesehatan

Dampak dari membatasi makanan terlalu banyak dapat mempengaruhi kualitas hidup

Jakarta (ANTARA) – Perilaku yang menitikberatkan pada pola makan sehat merupakan suatu kebiasaan yang baik, namun jika berlanjut pada tahap yang ekstrim dapat mempengaruhi kesehatan dan kualitas hidup atau disebut ortoreksia.

Ditulis dalam laman Hindustan Times, Selasa, Tanya Khanna, Ahli Gizi dan Pelatih Yoga, mengatakan bahwa individu dengan ortoreksia terutama memperhatikan aspek kesehatan dari makanan, bukan penurunan berat badan.

Orthorexia, juga dikenal sebagai orthorexia nervosa, adalah kelainan makan yang berhubungan dengan pola makan yang membatasi. Gejalanya meliputi kekhawatiran terhadap kualitas makanan, penghindaran memakan makanan yang disiapkan oleh orang lain, ketakutan terhadap penyakit bawaan makanan, dan tanda-tanda fisik kekurangan gizi.

Baca juga: Obsesi terhadap makanan sehat bisa memicu malnutrisi

Baca juga: Cara Mengurangi Asupan Makanan Bisa Berdampak Buruk pada Metabolisme Tubuh

Orthorexia dapat mempengaruhi kesehatan mental dan emosional yang menyebabkan kecemasan atau rasa bersalah terus-menerus mengenai pilihan makanan dan pemikiran obsesif tentang kualitas, persiapan, dan sumber makanan.

Pola menghilangkan seluruh kelompok makanan atau makan terlalu ketat dapat menyebabkan kekurangan gizi. Pembatasan yang ekstrim dapat mengakibatkan kelelahan, melemahnya kekebalan tubuh, atau ketidakseimbangan hormon.​​​​​​​

Khanna juga mengatakan ortoreksia juga dapat membuat seseorang menghindari berkumpul atau makan, sehingga menimbulkan ketegangan hubungan dan perasaan kesepian.

Untuk mencegah ortoreksia, perlu ada pemahaman bahwa tidak ada makanan yang secara intrinsik baik atau buruk. Bekerjasamalah dengan ahli diet/ahli gizi atau terapis terdaftar untuk mengatasi akar penyebab ortoreksia.

Dengarkan sinyal tubuh Anda tentang rasa lapar dan kenyang, lalu fokuslah untuk menikmati makanan tanpa menghakimi. Hindari juga saran diet atau tren makan tertentu yang memicu obsesi.

Selain itu, alihkan perhatian ke kesejahteraan secara keseluruhan dan kesehatan holistik termasuk kesehatan mental, hubungan, dan kebugaran, bukan hanya pola makan.

Baca juga: Bisakah Seseorang Kecanduan Makanan Sehat?

Baca juga: Studi: Diet Ketat Bisa Membunuh Anda Lebih Cepat Dibanding Obesitas

Penerjemah: Fitra Ashari
Editor: Zita Meirina
Hak Cipta © ANTARA 2024

ditulis oleh Nusarina Buchori
the jakarta press

Anda dapat mengirimkan berita di https://t.me/trackred

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button