Elon Musk kalah dalam pertarungan hukum dengan mantan karyawan Twitter

Penyelesaian perselisihan, yang ditangani melalui arbitrase, terjadi hampir dua tahun setelah Musk mengakuisisi Twitter senilai $44 miliar dan segera memecat lebih dari separuh stafnya.

Langkah tersebut memicu lebih dari 2.000 keluhan dari mantan karyawan yang mengklaim bahwa mereka tidak dibayar dengan gaji yang layak. Kemenangan dalam kasus hari Jumat dapat menjadi preseden bagi ribuan mantan karyawan yang telah mengajukan keluhan arbitrase serupa.

“Arbitrator memberikan paket pesangon penuh kepada klien kami,” kata pengacara Shannon Liss-Riordan dalam memo tersebut pada hari Senin, yang diperoleh dari dua mantan karyawan Twitter yang menolak disebutkan namanya karena mengungkapkan informasi rahasia. “Kami gembira dengan perkembangan ini dan berharap ini menjadi pertanda kabar baik selanjutnya.”

Liss-Riordan menolak berkomentar atau mengungkapkan putusan tertulis arbiter setelah kliennya menjalani persidangan tertutup dengan hakim swasta.

X tidak menanggapi permintaan komentar.

Pada bulan Juli, Musk dan X Corp. — nama yang dipilih miliarder itu untuk mengubah nama Twitter — mengalahkan gugatan hukum yang menuduh bahwa setidaknya $500 juta uang pesangon harus dibayarkan kepada sekitar 6.000 karyawan yang diberhentikan berdasarkan ketentuan Undang-Undang Keamanan Pendapatan Pensiun Karyawan federal.

Dalam memo tersebut, Liss-Riordan mengatakan bahwa 15 kasus telah menjalani sidang arbitrase dan dia mengharapkan lebih banyak putusan akan keluar dalam beberapa bulan ke depan.

“Kami berharap jika ada putusan lain yang menguntungkan kami, Twitter/X akan bersedia untuk duduk bersama dan menegosiasikan penyelesaian untuk semua pihak,” tulisnya.