Emosi berkaitan dengan pola perilaku seseorang
Jakarta (ANTARA) – Dalam penelitian terbaru bertajuk “Kesedihan dan ketakutan, tapi bukan kebahagiaan, memotivasi perilaku penghambatan: pengaruh emosi diskrit pada fungsi eksekutif penghambatan”, yang ditulis oleh Justin Storbeck, Jennifer L. Stewart, dan Jordan Wylie, ditemukan bahwa emosi negatif memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengendalian diri.
Emosi dan pola perilaku berkaitan erat.
Penelitian sebelumnya telah mengamati dampak emosi positif terhadap fleksibilitas dan eksplorasi kognitif, seperti perhatian, pemecahan masalah, dan penghambatan.
Baca juga: Komunitas Ayah Menyusui: Anak dengan ayah yang suportif memiliki emosi yang lebih stabil
Dikutip dari The Hindustan Times, Selasa, penelitian ini melihat bagaimana emosi membantu dalam menjalankan fungsi yang berkaitan dengan pencapaian tujuan tertentu.
Salah satu eksperimen dalam penelitian ini melibatkan 141 partisipan yang dihadapkan pada gambar yang membangkitkan rasa takut, sedih, bahagia, atau kondisi netral.
Kemudian, mereka diberi tugas untuk diselesaikan. Temuan menunjukkan bahwa orang yang terpapar gambar yang berhubungan dengan kesedihan atau ketakutan menunjukkan akurasi yang lebih tinggi dalam menyelesaikan tugas, karena berkurangnya gangguan.
Pada percobaan lain, 154 peserta dibagi berdasarkan emosi yang dialami, kesedihan, ketakutan, kebahagiaan, dan kondisi netral, dengan tambahan kemarahan sebagai emosi lainnya.
Baca juga: Menggunakan tablet bisa menurunkan kemampuan anak mengelola amarah
Mereka kemudian diminta untuk melakukan tugas yang memerlukan respons cepat.
Sedangkan emosi negatif seperti kesedihan dan ketakutan dapat meminimalkan gangguan dan meningkatkan tingkat akurasi pada partisipan, kemarahan menunjukkan dampak negatif dan mengganggu hambatan pada partisipan.
Oleh karena itu, jelas bahwa emosi yang berorientasi pada pendekatan, seperti kemarahan, mungkin tidak mempunyai dampak positif pada pikiran seperti emosi yang berorientasi pada penarikan diri, seperti kesedihan dan ketakutan.
Salah satu keterbatasan penelitian ini adalah penelitian ini tidak memasukkan lebih banyak emosi negatif untuk memahami dampaknya, misalnya rasa jijik sebagai emosi negatif dapat mempunyai pengaruh yang merugikan.
Namun, penelitian ini juga membantah mitos bahwa emosi negatif mengganggu kinerja kognitif, dan faktanya, emosi negatif seperti kesedihan dan ketakutan, seperti yang diamati dalam penelitian ini, membantu mengurangi gangguan dan meningkatkan tingkat akurasi.
Baca juga: Tips mengelola emosi bagi ibu yang mengalami “baby blues”
Penerjemah: Putri Hanifa
Editor: Zita Meirina
Hak Cipta © ANTARA 2024
ditulis oleh Nusarina Buchori
the jakarta press
Anda dapat mengirimkan berita di https://t.me/trackred