kesehatan

Hansaplast bidik rekor buat 1 juta kreator konten perawatan luka anak

Jakarta (ANTARA) – Produsen plester antiseptik Hansaplast menargetkan rekor satu juta anak sekolah dasar di lima provinsi di Indonesia menjadi kreator konten tentang “Kewaspadaan Perawatan Luka” yang benar dari Museum Rekor Indonesia (MURI).

“Sampai akhirnya mencapai 1 juta, mungkin kita juga akan memasukkannya ke dalam MURI. Karena memang kita satu-satunya yang pernah melakukan ini dan mendidik anak sebanyak ini juga,” kata Senior Brand Manager Wound Care PT Beiersdorf Indonesia Yosephine Caroline seusai peluncuran program “Anak Siaga Tanggap Rawat Luka” secara hybrid di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis.

Menurut Caroline, pihaknya tengah memperbanyak kreator video edukasi cara penanganan luka yang tepat di media sosial mulai dari anak-anak sekolah dasar untuk menarik minat menonton dari generasi tua.

Baca juga: Pentingnya Mengonsumsi Protein yang Cukup Setelah Operasi

Baca juga: Bekas luka operasi kini bisa dihaluskan dengan plester

Dengan begitu, anak-anak SD akan menjadi agen perubahan untuk meluruskan mitos-mitos tentang penanganan luka yang kurang tepat di masyarakat. Misalnya, mengoleskan minyak pada luka bakar atau membiarkan luka cepat kering dengan sendirinya.

Selain itu, dari video-video yang diunggah nantinya, pihaknya juga akan menilai efektivitas program yang tengah dijalankan bersama Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

“Apakah anak-anak SD yang menjadi peserta edukasi kami mampu mempraktikkan cara penanganan luka yang benar sesuai yang diajarkan, itu juga bisa dilihat dari video-video yang diunggah di media sosial,” tutur Caroline.

Hingga saat ini, Hansaplast telah mendidik 2.185 guru, 81.470 orang tua, dan 101.028 siswa sekolah dasar melalui program Hansaplast Alert Children (ASH) yang telah berjalan sejak 2015.

Dengan meningkatkan program menjadi program promotif-preventif terkait manajemen perawatan luka dengan sasaran sekolah (school program) bekerja sama dengan IDI dan pemerintah daerah di lima provinsi, Caroline berharap jumlah masyarakat yang memahami cara perawatan luka yang benar akan meningkat secara signifikan.

Selain Jakarta, program ini akan menyasar kota-kota besar lainnya seperti Medan (Sumatera Utara), Bandung (Jawa Barat), Semarang (Jawa Tengah), dan Balikpapan (Kalimantan Timur).

“Edukasi ini diberikan kepada anak-anak agar pemahaman mereka tertanam dalam otak hingga mereka dewasa bahwa cara merawat luka yang benar adalah dengan membersihkan luka, menjaganya dari infeksi, kemudian menyembuhkannya,” imbuh Sekjen PB IDI, dr. Ulul Albab Sp OG.

Baca juga: Singapura ciptakan plester pintar untuk penyembuhan luka kronis

Baca juga: Perbedaan luka akut dan kronis, serta penanganannya

Baca juga: Bisakah air liur menyembuhkan luka, mitos dan fakta?

Wartawan: Abdu Faisal
Editor: Zita Meirina
Hak Cipta © ANTARA 2024

ditulis oleh Nusarina Buchori
the jakarta press

Anda dapat mengirimkan berita di https://t.me/trackred

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button