Hindari masalah yang disebabkan oleh obsesi makan sehat dengan pola makan seimbang
Jakarta (ANTARA) – Memasuki tahun baru dengan tekad hidup lebih sehat dengan banyak mengonsumsi makanan sehat tentu baik, namun masalah bisa muncul jika tekad itu berubah menjadi obsesi.
Menurut siaran tersebut Medis Harian Selasa (31/12), obsesi mengonsumsi makanan sehat bisa memicu kondisi yang disebut ortoreksia nervosakelainan makan akibat obsesi tidak sehat terhadap makan makanan sehat.
Orang dengan kelainan ini menjadi terlalu sibuk dengan persepsi makanan yang menyehatkan sehingga berdampak negatif pada kesehatan dan aktivitas sehari-hari.
Sebagai ilustrasi, mereka bisa menjadi terlalu khawatir dan menghindari makanan yang dianggap tidak sehat; terobsesi dengan makanan sehat, nutrisi, dan makan; dan tidak dapat menyimpang dari gaya makan atau pola makan tertentu tanpa merasa cemas.
Ada juga orang yang melakukan diet ekstrem yang menghilangkan karbohidrat, protein, dan vitamin esensial demi diet sehat.
Penerapan cara ini merugikan tubuh, karena kekurangan nutrisi dapat menimbulkan gejala seperti rambut rontok, kuku rapuh, terlambat haid, dan kelelahan terus-menerus.
Baca juga: Makan berlebihan di malam hari bisa berdampak buruk bagi kesehatan
Baca juga: Kebiasaan Melewatkan Makan Saat Bekerja Berisiko Bagi Kesehatan Jantung
Jika tidak ditangani, obsesi terhadap makanan sehat dapat berkembang menjadi masalah yang lebih serius, yang berpotensi menyebabkan gangguan makan klinis seperti anoreksia atau bulimia.
Dalam sebuah studi inovatif, para peneliti mengeksplorasi bagaimana kecanduan pola makan sehat dan kecantikan ekstrem di kalangan model dapat menyebabkan gangguan pola makan dan citra tubuh.
Hasil penelitian mereka, yang dipublikasikan di Gangguan Makan dan Berat Badan – Studi tentang Anoreksia, Bulimia, dan Obesitas, menunjukkan bahwa meskipun 95 persen peserta penelitian yang mencakup model dan kelompok kontrol memiliki emosi positif mengenai pola makan sehat, lebih dari 35 persen model wanita dan lebih dari 20 persen anggota kelompok kontrol menunjukkan tanda-tanda ortoreksia nervosa.
Survei tersebut juga mengungkapkan tren yang meresahkan terkait indeks massa tubuh para model fesyen, dimana 88,7 persen di antaranya berada di bawah ambang batas berat badan kurang.
Bagi yang ingin menerapkan gaya hidup sehat di awal tahun baru, Dr. Nikolett Bogár menyarankan untuk merencanakan pola makan seimbang jangka panjang dengan tidak mengkategorikan makanan baik atau buruk.
“Berusahalah untuk tetap berpegang pada pola makan jangka panjang dan seimbang daripada pola makan ‘sangat bersih’ di bulan Januari. “Sesekali menikmati coklat atau camilan saat liburan harus menjadi bagian dari diet Anda, bebas dari rasa bersalah,” kata Dr. Bogár, seorang mahasiswa PhD yang meneliti gangguan makan di Institut Ilmu Perilaku Universitas Semmelweis di Hongaria.
Baca juga: Cara Mengontrol Konsumsi Makanan Ultra Olahan
Baca juga: Masyarakat Indonesia Semakin Mengutamakan Pola Makan Sehat Menurut Survei
Penerjemah: Hreeloita Dharma Shanti
Redaktur: Maryati
Hak Cipta © ANTARA 2025
ditulis oleh Nusarina Buchori
the jakarta press
Anda dapat mengirimkan berita di https://t.me/trackred