IBI: Bidan punya peran penting dalam memantau kesehatan calon pengantin
Jakarta (ANTARA) – Ikatan Bidan Indonesia (IBI) menyatakan bidan memiliki peran penting dalam mengawasi kesehatan reproduksi calon pengantin guna mengantisipasi dan mencegah gangguan yang dialami ibu selama masa kehamilan.
Ketua Umum IBI Ade Jubaedah menjelaskan, untuk mengemban amanah tersebut, bidan perlu meningkatkan kompetensi dan pengetahuannya dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan anaknya.
“Khusus yang terkait dengan penanganan pencegahan perdarahan pasca persalinan, seperti yang kita ketahui, tentu harus kita awasi dari hulu sampai hilir,” kata Ade dalam acara bincang-bincang di Jakarta Pusat, Selasa.
Baca juga: IBI: Transformasi layanan primer memperkuat peran bidan di garda terdepan
Baca juga: IBI buka posko kesehatan untuk mendekatkan layanan kebidanan bagi pemudik
Ade menyoroti salah satu masalah kesehatan reproduksi yang dihadapi calon ibu adalah anemia. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan, 26 persen remaja putri menderita anemia.
Bila tidak diantisipasi, anemia pada ibu hamil dapat berakibat pada kelahiran prematur, ketidakmatangan fisik, gangguan pertumbuhan anak, bahkan kematian ibu dan bayi.
Oleh karena itu, Ade menekankan perlunya pencegahan anemia dengan mempersiapkan kesehatan reproduksi wanita dimulai sejak masa remaja.
“Bagaimana kita menyiapkan kesehatan reproduksi perempuan mulai dari masa remaja, remaja yang sehat, remaja yang bebas anemia, remaja yang terbebas dari penyakit fisik, dan remaja yang terbebas dari masalah psikologis,” ujarnya.
Dalam mengawal kesehatan reproduksi calon pengantin, Ade mengatakan, diperlukan kolaborasi antar profesi. Salah satu kolaborasi yang telah terjalin adalah program Tim Pendamping Keluarga yang digagas bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Ade menjelaskan, bidan memiliki peran sebagai koordinator di Tim Dukungan Keluarga yang bertugas mengawasi kesehatan calon pengantin dengan melakukan pemantauan dan penyaringan.
“Selama tiga bulan di sini kami melakukan observasi, kami melakukan penyaringan yang mana yang layak untuk hamil dilanjutkan dengan perawatan antenatal terpadu, perawatan antenatal terpadu. Namun bagi mereka yang belum layak untuk hamil, tentu kami juga melakukan upaya untuk menunda kehamilan hingga masalah kesehatan reproduksinya teratasi,” jelasnya.
Ade menunjukkan prosesnya perawatan antenatalbidan juga aktif berkolaborasi antar profesi seperti ahli gizi dan psikolog.
“Kami juga mengintegrasikan semua profesi dalam hal permasalahan yang terjadi. Dengan ibu-ibu yang mengalami masalah gizi, kami berkolaborasi dengan ahli gizi, ibu-ibu yang mengalami kecemasan, kami berkolaborasi dengan psikolog klinis,” katanya.
Baca juga: IBI gandeng pemerintah turunkan prevalensi stunting
Baca juga: Kemenko PMK: Bidan Berperan Penting dalam Percepatan Penurunan Stunting
Baca juga: UNFPA tekankan peran bidan dalam pencegahan kematian ibu pascapersalinan
Reporter: Farhan Arda Nugraha
Editor: Zita Meirina
Hak Cipta © ANTARA 2024
ditulis oleh Nusarina Buchori
the jakarta press
Anda dapat mengirimkan berita di https://t.me/trackred