Bisnis

Indonesia menjajaki kerja sama pemecah gelombang dan tanggul laut dengan NHRI Tiongkok

Jakarta (ANTARA) – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menjajaki kerja sama dengan Nanjing Hydraulic Research Institute (NHRI) China untuk pembangunan pemecah gelombang dan tanggul laut.

Ia menekankan pentingnya membangun model fisik tanggul laut menggunakan Laboratorium Sumber Daya Air di Bandung dan Laboratorium Pesisir di Bali Utara.

“Ini merupakan transfer ilmu dari Tiongkok ke Indonesia. Rencana pembiayaannya akan menggunakan skema pinjaman,” kata Hadimuljono dalam siaran pers Kementerian PUPR, Kamis.

Dalam kunjungannya baru-baru ini ke Tiongkok, Hadimuljono bertemu dengan NHRI pada tanggal 24 September untuk menjajaki peluang kerja sama dalam membangun pemecah gelombang dan berbagai jenis struktur tanggul laut di Indonesia.

Menurut Hadimuljono, pertemuan tersebut akan dilanjutkan dengan kunjungan tim NHRI ke Indonesia. Mitra Tiongkok akan meninjau data dan kajian desain dasar yang disiapkan oleh para ahli dari Korea Selatan, Belanda, dan tim Kementerian PUPR.

Pemecah gelombang tradisional, biasanya terbuat dari pecahan batu akibat ledakan gunung, membutuhkan waktu lebih lama untuk dibangun dan rentan terhadap kerusakan akibat badai.

Sebagai tanggapannya, NHRI sedang mengembangkan pemecah gelombang berbentuk caisson yang inovatif, menampilkan desain menyerupai angka delapan di bagian atas dan bagian bawah berbentuk elips yang ditanam jauh di dalam tanah.

Inovasi ini telah diterapkan di sepanjang 27 kilometer garis pantai di Provinsi Jiangsu, Tiongkok. Ini terbukti lebih tahan gelombang, mengurangi waktu konstruksi hingga tiga kali lipat, dan menawarkan penghematan biaya hingga 30 persen.

Struktur ini juga cocok untuk perlindungan tepi sungai dan diadaptasi untuk digunakan pada fondasi kincir angin.

Sementara itu, Kepala Insinyur Kementerian, Arie Setiadi, mencatat bahwa Pantai Utara Jawa menghadapi ancaman tenggelamnya pantai, dengan penurunan permukaan tanah dengan kecepatan 15-16 sentimeter per tahun, ditambah dengan masalah tanah lunak yang signifikan.

“Saat ini kami sedang melakukan pendataan untuk membangun tanggul laut sepanjang 22 kilometer dari Bekasi hingga Tangerang. Proyek ini juga akan diintegrasikan ke dalam sistem jalan raya untuk membantu mengurangi kemacetan di Jakarta,” jelas Setiadi.

Berita terkait: Indonesia mengirimkan 13 kepala desa untuk studi benchmarking ke Tiongkok
Berita terkait: Kerjasama media dipandang sebagai kunci untuk memperkuat hubungan Indonesia-Tiongkok

Penerjemah: Aji Cakti, Resinta Sulistiyandari
Redaktur: Anton Santoso
Hak Cipta © ANTARA 2024

ditulis oleh Nusarina Buchori
the jakarta press

Anda dapat mengirimkan berita di https://t.me/trackred

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button