Jakarta (ANTARA) –
Sekitar 5,3 juta produk telah mendapat sertifikasi halal, kata Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam keterangannya, Kamis.
“Indonesia telah mencapai kemajuan yang signifikan dalam jaminan produk halal,” ujarnya seraya menambahkan bahwa peringkat Indonesia dalam State of the Global Islamic Economy (SGIE) telah meningkat.
Peringkat Indonesia dalam Laporan SGIE 2023 meningkat dari peringkat ketiga menjadi keempat.
Qoumas menyoroti perbaikan dalam proses sertifikasi halal.
“Sekarang hanya membutuhkan waktu 21 hari, dibandingkan proses sebelumnya yang bisa memakan waktu hingga 10 bulan,” imbuhnya.
Menurut Qoumas, inovasi teknologi menjadi kunci peningkatan kualitas dan kuantitas produk bersertifikat halal. Hal ini juga penting untuk memastikan penerapan jaminan produk halal secara berkelanjutan.
“Melalui inovasi teknologi, sertifikasi halal dapat mendukung produksi dan konsumsi yang bertanggung jawab, selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan,” jelasnya.
Qoumas menekankan bahwa salah satu langkah penting menuju tujuan ini adalah menerapkan prinsip ketertelusuran, memastikan bahwa informasi dari peternakan hingga garpu dapat diakses oleh semua pemangku kepentingan.
“Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, kita harus merangkul digitalisasi untuk mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang,” ujarnya.
Ia juga mengimbau seluruh pemangku kepentingan penjaminan produk halal, khususnya lembaga halal luar negeri, untuk berkolaborasi dan mengintegrasikan layanan dengan mengembangkan dan memanfaatkan inovasi teknologi.
Berita terkait: Konsumsi produk halal di tingkat global diperkirakan mencapai US$3,1 T
Berita terkait: Indonesia meluncurkan Halal International Trust Organization di Jepang
Penerjemah: Asep Firmansyah, Raka Adji
Redaktur: Anton Santoso
Hak Cipta © ANTARA 2024
ditulis oleh Nusarina Buchori
the jakarta press
Anda dapat mengirimkan berita di https://t.me/trackred
