Ini Dia Risiko Kehamilan Kembar yang Perlu Anda Waspadai
Jakarta (ANTARA) – Dokter KSM Obstetri dan Ginekologi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, dr. Med. Damar Prasmusinto, SpOG, Subsp.K.Fm mengatakan ada sejumlah risiko yang perlu diwaspadai saat ibu memasuki kehamilan bayi kembar.
“Banyak akibat dan risiko yang bisa terjadi pada ibu maupun anaknya, apalagi yang sedang hamil anak kembar,” kata Damar Prasmusinto, dalam diskusi daring di Jakarta, Senin.
Damar mengatakan, kehamilan kembar dapat memicu kondisi kesehatan ibu, terutama yang sedang hamil muda, mengalami beberapa kondisi yang tidak mengenakkan. Misalnya, mual berlebihan, lemas, mudah lelah hingga tidak bisa beraktivitas.
Baca juga: 11 Faktor Penentu Kehamilan Kembar
Baca juga: Dokter: Waspadai Faktor Risiko Gagal Jantung Saat Hamil
Masalah kesehatan ini sering terjadi saat ibu memasuki trimester pertama kehamilan.
Risiko selanjutnya adalah ibu berisiko mengalami preeklamsia, yaitu kondisi di mana tekanan darah ibu menjadi sangat tinggi dan dapat mengakibatkan kejang bahkan kematian.
“Itu sebabnya biasanya ketika diketahui ibu hamil anak kembar, dokter akan langsung membuat rencana berapa kali pemeriksaan yang harus dilakukan. Kalau pada kehamilan tunggal, pemeriksaannya bulan depan, mungkin minggu ini sudah bisa diperiksa,” kata Damar.
Sementara itu, risiko yang mungkin terjadi pada bayi kembar dalam kandungan adalah ketuban akan lebih cepat pecah akibat ruang perut yang harus menampung beban lebih besar dibandingkan dengan kehamilan tunggal.
“Misalnya, jika bayi berusia delapan bulan, berat satu bayi dua kilogram, artinya jika ada dua bayi, perut ibu harus menampung empat kilogram. Untuk ukuran empat kilogram pada satu bayi, itu sudah dianggap cukup bulan dan bisa terjadi persalinan,” tutur alumni Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.
Ketuban pecah dini juga berisiko menyebabkan bayi kembar lahir prematur. Hal ini sangat berbahaya mengingat dampak negatifnya bagi kehidupan anak, seperti mengalami gangguan pernapasan akibat paru-paru yang masih berkembang hingga gangguan pertumbuhan lainnya.
Damar melanjutkan, risiko lain yang bisa terjadi adalah bayi akan terpapar kelumpuhan otak yang menyebabkan keterampilan motoriknya terganggu.
Ia pun khawatir kedua bayi itu akan berebut makanan di dalam kandungan, hingga salah satunya menderita kekurangan gizi dan pertumbuhannya terhambat.
“Ini yang berat buat kita, pertama pertumbuhan bayi yang satunya kalau (gizi buruknya jadi) kecil, bisa mati, tapi di sisi lain kalau makanannya kebanyakan, juga berbahaya,” ungkapnya.
Maka dari itu, sebagai bentuk antisipasi terhadap sejumlah risiko tersebut, Damar menyarankan agar ibu hamil kembar memperbanyak porsi makannya dengan mengonsumsi makanan sehat yang mengandung protein hewani, karbohidrat, dan mineral sehingga kebutuhan ketiganya terpenuhi.
Para ibu diminta untuk tidak lalai melaksanakan pemeriksaan kehamilan di fasilitas kesehatan agar setiap perkembangan janin dapat terpantau dengan baik.
Apabila terdapat keluhan pada masa kehamilan, ia menyarankan agar ibu segera memeriksakan diri ke dokter spesialis kandungan dan kebidanan untuk mendapatkan saran yang lebih tepat sesuai hasil pemeriksaan.
Baca juga: Rekor, Wanita Afrika Selatan Melahirkan 10 Bayi Kembar
Baca juga: Waspadai Enam Faktor yang Meningkatkan Risiko Gangguan Kesuburan
Baca juga: Ada risiko kanker payudara jika hamil pertama kali di usia tua
Wartawan: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Zita Meirina
Hak Cipta © ANTARA 2024
ditulis oleh Nusarina Buchori
the jakarta press
Anda dapat mengirimkan berita di https://t.me/trackred