Inilah perbedaan vasektomi dan kebiri menurut Kemendukbangga
Jakarta (ANTARA) – Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebut yang membedakan vasektomi dan kebiri adalah prosedur yang digunakan.
“Banyak orang yang sering salah mengartikan vasektomi dengan kebiri. “Padahal keduanya memiliki mekanisme dan tujuan yang sangat berbeda,” kata Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Kementerian Kependudukan dan Hak Asasi Manusia, Dr. Wahidin, M.Kes saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat.
Wahidin mengatakan vasektomi merupakan tindakan kontrasepsi permanen yang dilakukan pada pria untuk mencegah kehamilan dengan cara memotong dan mengikat saluran sperma tanpa mempengaruhi produksi testosteron, libido, atau kemampuan ereksi.
Meski demikian, pria tetap bisa mencapai orgasme dan ejakulasi meski tanpa sperma.
Baca juga: BKKBN tegaskan fungsi reproduksi pria tidak terpengaruh setelah vasektomi
Cara kerjanya cukup sederhana, kata dia, saat melakukan tindakan dokter akan membuat sayatan kecil di bagian skrotum, kemudian memotong dan mengikat saluran sperma (vas deferens) yang berfungsi mengalirkan sperma dari testis ke uretra.
Dengan memotong dan mengikat saluran sperma, sperma tidak bisa lagi keluar dari tubuh saat ejakulasi.
Sperma yang dihasilkan tetap berada di dalam tubuh, namun akan diserap kembali oleh tubuh, kata Wahidin.
Sedangkan kebiri bertujuan untuk menurunkan libido dan kemampuan reproduksi secara drastis dengan cara pembedahan yaitu pengangkatan buah zakar atau buah zakar dan cara kimiawi yaitu penyuntikan hormon atau obat untuk menekan produksi testosteron.
Dampak dari kebiri akan menyebabkan penurunan produksi testosteron secara drastis sehingga mengakibatkan penurunan libido, disfungsi ereksi, dan infertilitas permanen.
Baca juga: Kepala BKKBN Tegaskan Vasektomi Berbeda dengan Kebiri dan Aman
Menurut Wahidin, vasektomi, seperti prosedur medis lainnya, memiliki potensi efek samping dan komplikasi, meski jarang terjadi.
Efek samping yang umum terjadi adalah pasien mengalami nyeri dan bengkak di area sekitar skrotum. Kondisi ini biasanya akan membaik dalam beberapa hari dengan pengobatan sederhana seperti kompres dingin dan obat pereda nyeri.
Efek samping lainnya adalah mengalami pendarahan ringan. Perdarahan sedikit pada luka sayatan merupakan hal yang normal.
Namun jika pendarahannya terus menerus atau berlebihan, segera hubungi dokter, kata Wahidin.
Baca juga: Kepala BKKBN Sebut KB Vasektomi Pria Penting Bagi Kesehatan Istri
Wahidin menjelaskan, efek sampingnya juga bisa berupa infeksi pada luka operasi yang sangat kecil. Tanda-tanda infeksi termasuk kemerahan, bengkak, nyeri yang semakin parah, dan demam.
Sedangkan jenis komplikasi yang masih bisa terjadi meski kasusnya jarang terjadi adalah granuloma sperma atau terbentuknya benjolan kecil yang tidak berbahaya akibat reaksi tubuh terhadap bocornya sperma.
Lalu ada spermatokel, yaitu kista berisi cairan yang terbentuk di saluran sperma, hidrokel atau penumpukan cairan di sekitar testis yang menyebabkan pembengkakan pada skrotum, pendarahan hebat, dan kegagalan prosedur.
“Dalam beberapa kasus yang sangat jarang terjadi, vasektomi mungkin tidak sepenuhnya berhasil dan mungkin terjadi rekanalisasi spontan,” kata Wahidin.
Baca juga: Kepala BKKBN Ajak Laki-Laki Vasektomi, Gratis Bahkan Ada Uang Istirahat
Reporter: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Zita Meirina
Hak Cipta © ANTARA 2024
ditulis oleh Nusarina Buchori
the jakarta press
Anda dapat mengirimkan berita di https://t.me/trackred