Kejang pada anak-anak akibat obat resep meningkat dua kali lipat di AS
Ditulis dalam laman Medical Daily, Rabu (16/10), dalam studi terbaru yang dipresentasikan pada Kongres Pengobatan Darurat Eropa, para peneliti menekankan perlunya kesadaran yang lebih baik di kalangan orang tua tentang penanganan obat bebas yang aman.
Studi tersebut menunjukkan peningkatan kasus yang signifikan, terutama yang terkait dengan antihistamin yang dijual bebas, obat antidepresan dan obat penghilang rasa sakit yang diresepkan, serta cannabinoid sintetis ilegal.
Baca juga: Dokter: Jangan Panik Saat Menghadapi Kejang pada Anak
“Meningkatnya kejang pada anak-anak yang terpapar obat-obatan ini sangat mengkhawatirkan dan harus diatasi. Ini merupakan peringatan keras bagi orang tua dan pengasuh untuk menyimpan obat-obatan dengan aman sehingga anak-anak tidak dapat memperolehnya,” kata Profesor Christopher Holstege, seorang peneliti memperingatkan. .
Studi tersebut menganalisis data dari 55 pusat racun di seluruh Amerika Serikat, mengungkapkan peningkatan tajam dalam penyitaan terkait dengan konsumsi obat-obatan terlarang dan penggunaan zat-zat ilegal.
Kasus melonjak dari 1.418 pada tahun 2009 menjadi 2.749 pada tahun 2023, peningkatan tahunan rata-rata sebesar lima persen.
Selama 15 tahun terakhir, jumlah kasus meningkat dua kali lipat pada anak-anak berusia antara enam dan 19 tahun, dan peningkatan sekitar 45 persen pada anak-anak di bawah enam tahun.
Analisis mengungkapkan bahwa sebagian besar kasus melibatkan konsumsi diphenhydramine (antihistamin) yang dijual bebas, tramadol (opiat untuk menghilangkan rasa sakit), bupropion (antidepresan), dan cannabinoid sintetis seperti K2 atau rempah-rempah (zat ilegal serupa). untuk ganja).
Holstege mengatakan AS juga perlu mengevaluasi produk dalam wadah yang tidak dapat diakses oleh anak-anak.
“Produk seperti diphenhydramine harus dijual dalam wadah berisi pil dalam jumlah besar dan sebaiknya produk ini dikemas dalam kemasan blister agar lebih sulit bagi anak-anak dan individu yang ingin bunuh diri untuk mengaksesnya dalam jumlah besar,” katanya.
Peneliti Dr. Conner McDonald, yang mempresentasikan penelitiannya di Kongres, mengatakan kejang adalah salah satu gejala paling parah yang bisa dialami pasien keracunan, dan anak-anak sangat rentan.
Tergantung pada variabel seperti tempat terjadinya kejang, berapa lama kejang berlangsung, dan kondisi kesehatan anak sebelumnya, kejang dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang atau bahkan kematian.
ditulis oleh Nusarina Buchori
the jakarta press
Anda dapat mengirimkan berita di https://t.me/trackred