kesehatan

Kenali gejala dan pengobatan diabetes melitus pada anak

Jakarta (ANTARA) – Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang angka kejadiannya terus meningkat di seluruh dunia, tidak hanya pada orang dewasa tetapi juga pada anak-anak.

Dokter Spesialis Anak Subspesialis Endokrinologi RS Pondok Indah – Pondok Indah Prof. Dr. Dr. Aman Bhakti Pulungan, Sp. A, Subsp. End., FAAP, FRCPI (Hon.) mengatakan pada anak-anak, DM tipe 1 paling umum terjadi, dimana terjadi kekurangan absolut insulin dalam tubuh akibat rusaknya sel kelenjar pankreas oleh proses autoimun.

Permasalahan utama yang terjadi di Indonesia adalah kurangnya kesadaran masyarakat bahkan petugas kesehatan bahwa DM dapat terjadi pada anak, sehingga kasus DM pada anak seringkali terabaikan, kata Aman dalam keterangan resmi yang diterima, Senin.

Data tahun 2022 dari International Diabetes Federation (IDF) menunjukkan terdapat 1,2 juta orang yang menderita DM tipe 1 pada anak usia kurang dari 19 tahun di seluruh dunia. Di Indonesia, tercatat 150 kasus DM tipe 1 pada tahun 2009.

Baca juga: Dokter Ungkap Kesalahpahaman soal Diabetes yang Diturunkan dari Anak

Gejala awal yang umum terjadi pada anak penderita diabetes melitus antara lain sering haus, sering buang air kecil, mudah lelah, dan penurunan berat badan drastis. Anak juga bisa mudah lapar dan mengalami infeksi kulit berulang.

Gejala yang muncul pada anak yang mengalami DKA (gejala berat) adalah sesak napas, mual, muntah, sakit perut, atau pingsan. Jika tidak ditangani, kondisi ini bisa menyebabkan kematian, jelasnya.

Dalam penanganan anak DM tipe 1 terdapat lima pilar yaitu suntikan insulin, pemantauan gula darah, pengaturan makan, aktivitas fisik, dan edukasi.

Dapat dikatakan bahwa penanganan DM tipe 1 pada anak memerlukan pendekatan komprehensif dari tim tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter anak spesialis endokrin, dokter anak spesialis gizi dan penyakit metabolik, atau dokter spesialis gizi klinis atau ahli gizi, dan psikiater. atau psikolog, dan pendidik DM.

Baca juga: Dokter: Psikologi anak penting diperhatikan saat menangani diabetes

“Suntikan insulin mutlak harus dilakukan karena penyebab dasar DM tipe 1 adalah tidak adanya produksi insulin dalam tubuh. Satu-satunya cara pemberian insulin yang terbukti efektif hingga saat ini adalah melalui suntikan di bawah kulit,” ujarnya.

Selain itu, pemantauan gula darah secara mandiri juga dianjurkan dilakukan minimal 4 kali sehari, yaitu pada pagi hari saat bangun tidur, sesaat sebelum makan, 1,5-2 jam setelah makan, dan malam hari sebelum tidur. .

Hal ini dilakukan untuk memastikan dosis insulin yang diberikan sesuai dengan kebutuhan tubuh anak.

Baca juga: Pakar: Diabetes Tipe 1 Paling Banyak Terjadi pada Anak Indonesia

Aman juga mengatakan pola makan anak penderita DM tipe 1 harus diperhatikan agar anak mendapatkan nutrisi yang diperlukan untuk proses tumbuh kembang sekaligus mencegah komplikasi DM tipe 1.

Asupan gizi yang baik terdiri dari 45-50 persen karbohidrat, 15-20 persen protein, dan kurang dari 35 persen lemak. Pasien dan keluarga harus memahami cara mengatur dosis insulin berdasarkan konsumsi karbohidrat, agar Si Kecil lebih leluasa dalam mengonsumsi karbohidrat.

Aman mengatakan, aktivitas fisik penting untuk menjaga kebugaran tubuh anak serta menurunkan kebutuhan insulin dan meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin.

Baca juga: Para Ahli Kembangkan Metode Terapi Sel Punca untuk Atasi Diabetes

Anjuran aktivitas fisik pada anak penderita DM tipe 1 sama dengan masyarakat umum, yaitu aktivitas dengan durasi 60 menit setiap hari yang meliputi aktivitas aerobik dan penguatan otot dan tulang. Aktivitas aerobik sebaiknya dilakukan lebih sering, sekaligus penguatan. otot dan tulang sebaiknya dilakukan minimal 3 kali seminggu,” kata dokter lulusan Universitas Indonesia ini.

Meski penderita DM tipe 1 memerlukan pengobatan khusus dalam kehidupan sehari-hari, namun penyakit ini tidak menghalangi anak untuk hidup sehat, bahagia, dan berprestasi seperti teman sebayanya. Dengan pengendalian penyakit yang baik, anak penderita DM bisa menjadi apapun yang dicita-citakannya.

Baca juga: Cegah komplikasi serius diabetes melitus pada anak dengan deteksi dini

Wartawan : Fitra Ashari
Redaktur : Siti Zulaikha
Hak Cipta © ANTARA 2024

ditulis oleh Nusarina Buchori
the jakarta press

Anda dapat mengirimkan berita di https://t.me/trackred

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button