Bisnis

Kolaborasi menjadi kunci penting untuk memaksimalkan perdagangan di ASEAN

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga mengatakan kolaborasi menjadi kunci penting dalam memaksimalkan perdagangan di kawasan ASEAN.

Mengapa kolaborasi itu penting? Karena kita sekarang hidup di era ketergantungan penuh pada semua negara. Kita tidak bisa hidup sendiri dan perdagangan yang harus kita maksimalkan adalah perdagangan terdekat, yang terdekat adalah di kawasan Asia Tenggara. Di Asia Tenggara kita punya ASEAN “Di ASEAN, kita mampu berusaha memaksimalkan potensi yang kita miliki,” kata Jerry Sambuga pada Forum Bisnis Infrastruktur Wilayah Cekungan Mekong yang berlangsung di sela-sela pameran Trade Expo Indonesia 2024 di Tangerang, Banten, Jumat (11/10 /2024).

Wamendag melihat adanya potensi kerjasama dengan semua negara, tidak hanya dengan negara-negara di kawasan Mekong saja, mengingat hubungan dagang tidak hanya bersifat bilateral tetapi juga regional dan global.

Indonesia mencatat surplus perdagangan nonmigas dengan wilayah Mekong sebesar 456 juta dollar AS. Perdagangan Indonesia dengan kawasan Mekong pada periode 2019-2023 mengalami tren kenaikan sebesar 9,14 persen.

Komoditas potensial dalam perdagangan nonmigas di kawasan Mekong antara lain batu bara, tembaga, kelapa sawit, sepeda motor, rokok, dan lain sebagainya.

Forum Bisnis Infrastruktur Kawasan Cekungan Mekong diharapkan dapat meningkatkan peluang kerja sama perdagangan dan investasi antara Indonesia dan negara-negara yang dilalui Sungai Mekong, baik di bidang infrastruktur, energi, dan pangan.

“Kita tahu bahwa Indonesia adalah bagian dari ASEAN dan negara-negara di kawasan Mekong juga merupakan bagian dari ASEAN. Selama ini kita melakukan perdagangan yang cukup masif, banyak sekali produk-produk potensial mulai dari batu bara, minyak sawit mentah (CPO) dan lain-lain. “Tetapi yang terpenting di sini yang saya tekankan adalah kolaborasi,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Wamendag juga menjelaskan perekonomian Indonesia akan tumbuh sebesar 5,05 persen pada triwulan II tahun 2024.

Sementara itu, laju inflasi Indonesia tercatat sebesar 2,1 persen pada Agustus 2024. Pada periode Januari-Agustus 2024, surplus neraca perdagangan Indonesia tercatat sebesar 18,85 miliar dolar AS.



ditulis oleh Nusarina Buchori
the jakarta press

Anda dapat mengirimkan berita di https://t.me/trackred

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button