Kripto

Kondisi Kritis Tigran Gambaryan di Penjara Nigeria: Krisis Kesehatan dan Masalah Hukum

Seorang eksekutif Binance, Tigran Gambaryan, berada dalam kondisi kritis di dalam penjara Nigeria. Kesehatannya dilaporkan terus menurun sejak ia ditangkap, sehingga menimbulkan kekhawatiran serius di antara keluarga dan pendukungnya. Istri Tigran, Yuki Gambaryan, mengungkapkan kekhawatirannya atas kondisi suaminya yang semakin memburuk, dengan mengatakan bahwa ia membutuhkan penanganan medis segera.

Dia menggambarkannya sebagai “hampir terbaring di tempat tidur” dan mengatakan bahwa dia memerlukan operasi khusus untuk herniasi diskus dan pengangkatan amandel karena infeksi berulang.

Krisis Kesehatan di Balik Jeruji Besi

Laporan menyebutkan Gambaryan berada dalam kondisi yang lebih buruk dibandingkan saat ia pertama kali ditahan di Lembaga Pemasyarakatan Kuje. Ia tidak bisa berjalan, dan kini terikat kursi roda, sejak saat itu. Yuki menegaskan bahwa suaminya—yang dulunya sangat aktif dan sehat—menderita suatu kondisi yang dapat diobati tetapi belum ditangani dengan baik selama penahanan.

Ia mencatat bahwa herniasi diskus kini telah berkembang hingga ke titik yang dapat menyebabkan kerusakan permanen. Selain pneumonia, yang menyebabkan Gambaryan dirawat di rumah sakit, ia juga menderita malaria sejak Mei. Keluarganya mulai menyuarakan masalah kesehatan dengan menyerukan pembebasannya atas dasar kemanusiaan.

Baru-baru ini, Gambaryan dibawa ke pengadilan dengan kursi roda, di mana hakim ketua memerintahkan evaluasi medis independen, yang tidak ada laporan yang dibuat untuk persidangan.

Hakim memerintahkan Gambaryan untuk dibawa ke rumah sakit selama 24 jam guna menjalani pemeriksaan medis, tetapi sekali lagi, tidak diketahui apakah perintah ini telah ditindaklanjuti. Lembaga Pemasyarakatan Nigeria tidak menanggapi pertanyaan tentang kondisi dan perawatan Gambaryan.

Masalah dan Tuduhan Hukum

Gambaryan menghadapi tuduhan serius atas pencucian uang bersama Binance, platform perdagangan mata uang kripto terbesar di dunia. Pemerintah Nigeria menuduhnya dan seorang eksekutif lainnya, Nadeem Anjarwalla, melakukan pencucian uang lebih dari $35 juta.

Kedua eksekutif tersebut ditahan awal tahun ini setelah pertemuan dengan pejabat Nigeria untuk membahas masalah regulasi. Sementara Anjarwalla berhasil melarikan diri dari tahanan, Gambaryan masih mendekam di penjara dan ditolak pembebasannya dengan jaminan.

Kasus ini telah menarik perhatian luas dari berbagai sektor, termasuk anggota Kongres AS, yang mengajukan petisi kepada Pemerintah Biden untuk menjamin kebebasan Gambaryan. Keluarga Gambaryan terus menekankan bahwa tuduhan ini sama sekali tidak berdasar dan hanya membuang-buang waktu, terlebih lagi mengingat kesehatannya yang memburuk.

Respons Binance dan Prospek Masa Depan

Binance menyatakan komitmennya untuk menyelesaikan kekacauan yang terjadi dengan pemerintah Nigeria. Perusahaan menghentikan operasi yang melibatkan naira Nigeria pada awal tahun ini setelah tindakan keras terhadap bursa mata uang kripto. Meskipun ada tuduhan serius tersebut, Binance mengatakan Gambaryan bukanlah pengambil keputusan di perusahaan dan tidak boleh dikaitkan dengan masalah hukum yang sedang berlangsung.

Dan karena kesehatan Gambaryan terus menurun, keluarga dan rekan-rekannya semakin khawatir tentang masa depannya. Permohonan mereka menjadi pengingat akan korban manusia dari pertempuran hukum yang melibatkan Binance. Sidang berikutnya atas kasusnya dijadwalkan pada 11 Oktober, dan semua mata tertuju pada pemerintah Nigeria untuk melihat apakah mereka akan melakukan sesuatu untuk menjaga kesehatannya dan meninjau kembali tuduhan terhadapnya.

ditulis oleh Nusarina Buchori
the jakarta press

Anda dapat mengirimkan berita di https://t.me/trackred

The Jakarta Press menyediakan berita aset kripto terbaru di Indonesia.

Untuk berita selengkapnya, klik 👉 di sini!

#Binance #Nigeria #Kesehatan #PencucianUang #TigranGambaryan #KrisisKesehatan

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button