Lima Terduga Pelaku Penganiaya Teman Sekelas di SMAN 70 Pindah Sekolah Setelah Kasusnya Terungkap
Salah satu sudut SMAN 70 Jakarta di kawasan Bulungan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sebanyak lima pelaku yang diduga menganiaya teman sekelasnya berinisial F alias C, yakni A, B, M dan R di SMAN 70 Jakarta sudah pindah sekolah setelah terungkapnya kasus tersebut. Pelaku dikabarkan awalnya ingin membuat geng di sekolah.
Apapun yang terjadi, tata tertib sekolah tetap kami tegakkan dan kami arahkan untuk dipindahkan ke satuan pendidikan lain, kata Kepala SMAN 70 Jakarta Sunaryo kepada wartawan di Polres Metro Jakarta Selatan, Jakarta, Rabu ( 18/12/2024).
Hal itu diungkapkan Sunaryo usai diperiksa polisi sebagai saksi untuk mengungkap pengakuan pelaku yang menganiaya korban di toilet sekolah. Kasus ini bermula dari keinginan pelaku untuk membuat geng di sekolah.
Kemudian, pelaku yang merupakan pelajar senior diduga meminta uang jaminan kepada juniornya, termasuk korban, sebesar Rp 50 ribu. Jika menolak, mereka akan mengambil paksa ponsel (HP) dan sepatu korban.
Karena itu, SMAN 70 Jakarta mengambil sikap tegas terkait kasus dugaan perundungan terhadap siswa berinisial ABF tersebut. Kelima siswa tersebut akan resmi dipindahkan ke satuan pendidikan lain per 20 Desember 2024. Informasi tersebut diberikan kepada masing-masing orang tua pelaku.
“Kami sudah panggil orang tua dan mereka sudah menerima semuanya. (Ditransfer) per tanggal 20 setelah pembagian rapor semester ganjil,” ujarnya.
Polisi memanggil korban dugaan penganiayaan di SMAN 70 Jakarta, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan berinisial ABF pada Rabu (18/12/2024) untuk keterangan lebih lanjut. Orang tua korban selaku pelapor membuat laporannya pada Rabu (4/12/2024) malam sekitar pukul 21.00 WIB terkait kejadian buruk yang dialami anak di bawah umur.
Keluarga ABF melaporkan kejadian tersebut ke Polres Metro Jakarta Selatan pada Rabu (4/12) dengan nomor LP/B/3769/XII/2024/SPKT/Polres Metro Jakarta Selatan/Polda Metro Jaya. Berdasarkan laporan yang diterima polisi, dugaan penganiayaan tersebut terjadi pada Kamis (28/11/2024).
Awalnya, korban ABF yang masih duduk di bangku kelas satu SD dipanggil oleh teman-teman sekelasnya untuk datang ke toilet lantai dua sekolah tersebut. Sesampainya di lokasi, tangan ABF ditarik oleh salah satu siswa kelas tiga berinisial F. Keduanya sempat adu mulut di toilet, hingga F yang diduga terangsang emosi memukul tubuh ABF hingga terjatuh. .
sumber: Antara
ditulis oleh Nusarina Buchori
the jakarta press
Anda dapat mengirimkan berita di https://t.me/trackred