Makan banyak di malam hari bisa berdampak buruk bagi kesehatan Anda
Jakarta (ANTARA) – Penelitian baru dipublikasikan di jurnal Nutrisi & Diabetes menunjukkan bahwa makan berlebihan di malam hari dapat berdampak buruk bagi kesehatan bahkan pada mereka yang tidak menghadapi masalah berat badan.
Seperti dikutip dalam siarannya Medis Harian pada Rabu (20/11), tim peneliti dari Oberta de Catalunya di Spanyol dan Columbia University di Amerika Serikat mengatakan bahwa mengonsumsi lebih dari 45 persen asupan kalori setelah pukul 17.00 dapat memengaruhi kadar glukosa darah secara signifikan, berapa pun berat badan seseorang. atau lemak tubuh. khawatir.
Ketika kadar glukosa darah tinggi, risiko kondisi kesehatan jangka panjang secara keseluruhan juga meningkat.
Diana Díaz Rizzolo, pemimpin penelitian, mengatakan bahwa kadar gula yang tetap tinggi dalam jangka waktu yang lama antara lain dapat berimplikasi pada risiko diabetes tipe 2 yang lebih tinggi.
Kondisi seperti itu, menurutnya, juga menyebabkan peningkatan risiko kardiovaskular akibat kerusakan akibat tingginya kadar glukosa dalam pembuluh darah serta peningkatan peradangan kronis yang memperburuk kerusakan kardiovaskular dan metabolisme.
Menurut penelitian, makan larut malam seringkali membuat orang makan berlebihan dan cenderung memilih makanan olahan. Hal ini terjadi karena hormon pengatur rasa lapar dan kenyang terganggu ketika waktu makan tertunda hingga lewat tengah hari.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa berapa pun berat badan dan total kalori yang dikonsumsi seseorang dalam sehari, waktu makan saja dapat berdampak negatif pada metabolisme glukosa.
Baca juga: Waktu makan penting bagi penderita diabetes
Baca juga: Perubahan pola makan bisa meredakan gejala menopause
Selama uji coba, peneliti mengevaluasi kadar glukosa dari 26 peserta berusia antara 50 dan 70 tahun. Peserta kelebihan berat badan atau obesitas dan menderita pradiabetes atau diabetes tipe 2.
Semua peserta mengonsumsi jumlah kalori dan makanan yang sama sepanjang hari, tetapi pada waktu yang berbeda.
Berdasarkan waktu konsumsi kalori terbanyak, partisipan dikategorikan sebagai early eater, yang mengonsumsi sebagian besar kalori hariannya sebelum malam hari, dan late eater, yang mengonsumsi 45 persen atau lebih kalorinya setelah jam 5 sore.
Para peneliti mencatat bahwa orang yang terlambat makan memiliki toleransi glukosa yang lebih buruk, berapa pun berat badan mereka.
Dr Rizzolo mengatakan, kemampuan tubuh dalam memetabolisme glukosa terbatas pada malam hari.
“Karena sekresi insulin berkurang dan sensitivitas sel kita terhadap hormon ini menurun akibat ritme sirkadian yang ditentukan oleh jam pusat di otak kita yang dikoordinasikan dengan jam siang dan malam,” jelasnya.
Jadi, lebih baik usahakan mengonsumsi sebagian besar kalori Anda saat sarapan dan makan siang dibandingkan saat makan malam.
Baca juga: Sering menunda makan malam meningkatkan risiko pekerja mengalami depresi
Baca juga: Diet di Usia 40 Tahun Menentukan Kualitas Hidup di Usia 70 Tahun
Penerjemah: Hreeloita Dharma Shanti
Redaktur: Maryati
Hak Cipta © ANTARA 2024
ditulis oleh Nusarina Buchori
the jakarta press
Anda dapat mengirimkan berita di https://t.me/trackred