Membangun kecukupan energi bersih di Nusa Penida
Nusa Penida, Bali (ANTARA) – Pulau-pulau kecil Nusa Penida di Kabupaten Klungkung, Bali, memiliki topografi berbukit dan tandus serta diketahui memiliki cuaca yang lebih panas dibandingkan wilayah lain di provinsi tersebut.
Gugusan pulau yang terletak di tenggara daratan Bali ini biasanya mengalami musim hujan paling akhir dibandingkan wilayah lain di Pulau Dewata.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) – Wilayah III Denpasar memperkirakan tahun ini musim hujan di wilayah tersebut baru akan dimulai pada bulan Desember.
Namun cuaca panas di Pulau Nusa Penida yang terdiri dari Nusa Penida, Nusa Lembongan, dan Nusa Ceningan menjadi berkah dalam potensi energinya.
Topografinya yang berbukit-bukit dengan tebing kapur dan potensi wisata bahari menjadikan ketiga pulau tersebut menjadi destinasi favorit wisatawan dalam dan luar negeri dalam beberapa tahun terakhir.
Nusa Penida semakin terkenal sejak destinasi lokal ikoniknya viral di media sosial. Selain itu, gambaran pulau ini yang jauh dari hiruk pikuk kehidupan sehari-hari membuat para wisatawan mengungsi ke pulau ini untuk berlibur.
Kebutuhan akan tenaga surya
Potensi energi panas matahari di Nusa Penida telah dimanfaatkan oleh Perusahaan Listrik Negara PT PLN melalui anak perusahaannya PT PLN Indonesia Power dengan membangun pembangkit listrik tenaga surya.
Pembangunan infrastruktur untuk menghasilkan energi bersih diperlukan untuk mendukung pertumbuhan pariwisata hijau di Nusa Penida.
Selain itu, kebutuhan listrik di tiga pulau berpenghuni yang luasnya sekitar 210 kilometer persegi ini juga terus meningkat seiring dengan tumbuhnya aktivitas pariwisata.
Menurut Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Klungkung, rata-rata pergerakan wisatawan di Nusa Penida mencapai sekitar 5 ribu hingga 6 ribu orang per hari.
Sebanyak 70 persen penumpang yang menyeberang ke Pulau Nusa Penida setiap harinya adalah wisatawan mancanegara dan sisanya domestik, berdasarkan data Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Benoa.
Jumlah itu belum termasuk penumpang yang menyeberang melalui Pelabuhan Kusamba di Kabupaten Klungkung dan Pelabuhan Padangbai di Kabupaten Karangasem, Bali.
Oleh karena itu, diperlukan inovasi di bidang energi untuk mendongkrak kapasitas terpasang listrik untuk menyuplai listrik ke tiga pulau tersebut.
Pasokan energi bersih
Pembangkit listrik tenaga surya telah dibangun di Desa Suana, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, yang berjarak sekitar 16 kilometer perjalanan darat dari Dermaga Banjar Nyuh, Desa Ped, Nusa Penida.
Asisten Manajer Keamanan dan Humas (Humas) PT PLN Indonesia Power – Unit Bisnis Pembangkitan Bali, I Made Rakayana mengatakan, pembangkit listrik tersebut dibangun di atas lahan seluas kurang lebih 4,5 hektare.
Sejauh mata memandang, ratusan panel surya telah dipasang di pabrik untuk menyerap sinar matahari.
Sinar matahari yang optimal di Nusa Penida diserap oleh sel-sel panel surya kemudian digabungkan sehingga menghasilkan energi dalam bentuk arus searah (DC).
DC tersebut kemudian diubah menjadi arus bolak-balik (AC) dengan bantuan 18 inverter dan 8 unit baterai atau Battery Energy Storage Systems (BESS).
Selanjutnya, energi bersih ditingkatkan dengan bantuan sejumlah trafo dan disalurkan melalui jaringan listrik ke pelanggan.
Pembangunan fisik fasilitas energi baru terbarukan tersebut dilakukan pada April 2022, dengan tingkat kandungan dalam negeri mencapai 48 persen.
Pembangkit listrik tenaga surya tersebut mulai beroperasi pada November 2022, dengan kapasitas listrik ramah lingkungan sebesar 4,2 megawatt peak (MWp) atau setara 3,5 MW. Dilengkapi dengan BESS sebesar 1,84 MW.
BESS merupakan salah satu komponen tenaga listrik yang menyimpan daya pada pembangkit energi baru terbarukan (EBT) untuk membantu memenuhi kebutuhan beban dan berfungsi sebagai cadangan energi terutama pada keadaan darurat.
Mengurangi emisi karbon
Energi bersih yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga surya disalurkan kepada masyarakat setempat, termasuk untuk mendukung kebutuhan pariwisata, dengan layanan sistem kelistrikan terisolasi — hanya untuk kawasan Nusa Penida, Nusa Lembongan, dan Nusa Ceningan.
Kapasitas energi hijau tersebut membantu melengkapi pasokan listrik dari pembangkit listrik tenaga diesel di Desa Kutampi, Nusa Penida.
Pembangkit listrik tenaga surya juga membantu mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil yang digunakan pada pembangkit listrik tenaga diesel Kutampi yang menghasilkan listrik sekitar 11,5 MW.
Beban puncak di ketiga pulau tersebut diperkirakan sekitar 14,8 MW dengan durasi rata-rata sekitar satu jam.
Dengan kapasitas yang tersedia dan mempertimbangkan beban puncak di ketiga pulau tersebut, maka pasokan listrik dari pembangkit listrik tenaga surya dan solar masih menyisakan cadangan listrik yang dapat dimanfaatkan.
Bauran energi baru terbarukan diharapkan dapat mendukung target pemerintah untuk mencapai nol emisi karbon pada tahun 2060.
Saat ini, PLTS di Nusa Penida membantu menurunkan emisi sekitar 9 ribu kilogram setara karbon dioksida (CO2e) per hari atau sekitar 4,19 ribu ton CO2e per tahun.
Lebih banyak generator
Kehadiran pembangkit energi baru terbarukan ini benar-benar dirasakan oleh para pemangku kepentingan pariwisata di Nusa Penida, termasuk Wayan Sukadana yang juga Sekretaris PHRI Kabupaten Klungkung.
Pengusaha pariwisata yang mengenakan topi koboi khas ini mengelola vila dengan 10 kamar di desa yang sama dengan pembangkit listrik tenaga surya.
Selama ini listrik menjadi salah satu tantangan yang dihadapi masyarakat di sana, termasuk pemangku kepentingan pariwisata.
“Setelah PLTS dibangun, pasokan listrik mulai stabil. Dengan proyeksi kebutuhan listrik yang meningkat, tentunya pasokan energi bersih perlu ditingkatkan,” kata Sukadana.
Penyediaan infrastruktur vital ini juga sejalan dengan keinginan para pelaku pariwisata yang mendorong pariwisata ramah lingkungan dan berkelanjutan di Nusa Penida.
Jejak karbon akibat aktivitas manusia di pulau ini juga dapat dikurangi dengan mendistribusikan energi ramah lingkungan.
PLN Indonesia Power berencana menambah pembangkit baru terbarukan di Nusa Penida dalam beberapa tahun ke depan. Selain itu juga akan dikembangkan pembangkit listrik tenaga surya dan BESS berkapasitas 10 MW.
Perluasan infrastruktur energi bersih sedang dalam tahap kajian, dan terus disempurnakan untuk mematangkan pengembangan energi baru terbarukan di Nusa Penida.
Harapannya Pulau Nusa Penida semakin mandiri dalam menghasilkan energi yang lebih ramah lingkungan dengan dukungan PLN atau melalui kerjasama dengan instansi lain dengan memaksimalkan potensi sumber daya alam.
Berita terkait: Melestarikan hidrogen sebagai energi berkelanjutan Indonesia di masa depan
Berita terkait: Bali membahas target emisi 2045 dengan organisasi internasional
Redaktur: Rahmad Nasution
Hak Cipta © ANTARA 2024
ditulis oleh Nusarina Buchori
the jakarta press
Anda dapat mengirimkan berita di https://t.me/trackred