Bisnis

Membantu UMKM menembus pasar global

Jakarta (ANTARA) –
Inovasi dengan pendekatan digital menjadi sebuah keniscayaan bagi para pelaku bisnis untuk semakin mengembangkan usahanya.

Apabila pelaku usaha dapat memaksimalkan pemanfaatan sarana digital dalam menjalankan usahanya, maka usahanya dapat terus berjalan, bahkan memperoleh peluang baru bagi pertumbuhan usaha.

Digitalisasi dapat membantu usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) meningkatkan efisiensi dan produktivitas bisnis, meningkatkan akses pasar, serta meningkatkan daya saing.

Dengan bantuan digitalisasi, UMKM juga dapat memasarkan produk secara lebih luas secara daring untuk menjangkau konsumen internasional. Hal ini akan mendukung UMKM untuk menembus pasar global.

Mengingat dunia digital terus berkembang, para pelaku UMKM diharapkan semakin tanggap terhadap teknologi informasi dan dunia digital terkini, serta mengoptimalkan pemanfaatan teknologi digital untuk ekspansi bisnis hingga ke kancah global.

Dalam hal ini, transformasi digital UMKM menjadi salah satu pilar utama untuk mendorong UMKM mengadopsi teknologi digital dan melakukan ekspor secara end-to-end serta membentuk ekosistem bisnis yang inklusif dan berkelanjutan.

Hal ini dapat membuka peluang baru bagi pelaku UMKM untuk menembus pasar global dan berinovasi guna meningkatkan kualitas produk.

Pada tahun 2023, jumlah pelaku UMKM di Indonesia mencapai 66 juta orang. Kontribusi UMKM terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai 61 persen atau setara dengan Rp9.580 triliun (sekitar USD610,11 miliar). UMKM menyediakan lapangan pekerjaan bagi 117 juta orang atau 97 persen dari angkatan kerja.

Namun, berdasarkan catatan pemerintah, hingga Desember 2023, baru 27 juta UMKM yang masuk ke ekosistem digital. Tahun ini, pemerintah menargetkan sekitar 30 juta UMKM masuk ke ekosistem digital.

Pemerintah juga menargetkan UMKM untuk melakukan ekspor. Saat ini kontribusi UMKM terhadap ekspor nasional baru 15,7 persen, lebih rendah dibanding Singapura (41 persen) dan Thailand (29 persen).

Untuk mendorong UMKM go digital, diperlukan kesadaran untuk membangun dan mengelola kehadiran UMKM di media sosial, mengoptimalkan penggunaan platform e-commerce berorientasi global, dan menggunakan saluran pembayaran digital.

Terobosan tersebut dapat membantu UMKM menembus pasar global, jika disertai dengan upaya memahami preferensi konsumen dan kondisi pasar global serta perencanaan produksi dan manajemen rantai pasokan untuk memenuhi permintaan pasar.

Untuk memperkuat aspek pemasaran, UMKM harus membangun merek yang kuat dengan menonjolkan kualitas, keunikan, dan nilai tambah produk untuk menciptakan posisi di pasar global.

Pemerintah Indonesia terus mendukung, memfasilitasi, dan membantu UMKM untuk naik level, memasuki ekosistem digital, dan mengekspor produknya, misalnya, dengan memperkuat kapasitas, kualitas, kemampuan pemasaran, akses pasar, akses keuangan, dukungan kebijakan, dan fasilitas pembiayaan.

Pemerintah juga memberikan bantuan kepada UMKM untuk mengembangkan situs web, aplikasi, dan kemampuan digital lainnya yang dapat membantu mereka menjalankan bisnis secara lebih efektif dan efisien.

Terkait hal tersebut, Bank Indonesia (BI) secara konsisten terus mengambil langkah mendorong UMKM masuk ke ekosistem digital dan melakukan ekspor melalui empat langkah.

Keempat upaya strategis tersebut antara lain, memperkuat kurasi sesuai tuntutan dan kebutuhan pasar global berbasis market intelligence, serta menyediakan akses promosi ke pasar global melalui berbagai kegiatan promosi perdagangan domestik dan internasional.

Kegiatan promosi dagang yang dilakukan antara lain penyelenggaraan ajang Karya Kreatif Indonesia, perluasan rumah dagang seperti Indonesia House of Beans di Tokyo (Jepang), Malaysia, dan Singapura, serta pendirian Indonesia Small Medium Enterprises (SME) Hub.

BI juga mendorong peningkatan literasi digital agar UMKM dapat memanfaatkan teknologi secara efektif sekaligus meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko penipuan.

Selain itu, BI juga memberikan edukasi untuk mendorong UMKM agar berani merambah pasar ekspor, di antaranya melalui sejumlah modul UMKM Go Export yang meliputi potensi bisnis, tren pasar, strategi, peluang, prosedur, persyaratan, serta kiat dan trik lainnya.

Menurut Deputi Gubernur BI Juda Agung, langkah tersebut tidak lepas dari kolaborasi antara BI dengan pemerintah, otoritas terkait, industri, pelaku UMKM, serta masyarakat.

Beberapa kementerian, di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, juga menjalankan program untuk membantu UMKM mengekspor produknya.

Kementerian Keuangan memberikan Kemudahan Tujuan Impor dan Ekspor (KITE) kepada industri kecil dan menengah yang membebaskan mereka dari pajak pertambahan nilai (PPN) dan PPN impor. Fasilitas ini diberikan kepada industri kecil dan menengah atau UMKM yang mengolah, merakit, atau memasang bahan baku untuk tujuan ekspor.

Kementerian juga telah mendirikan klinik ekspor untuk memberikan literasi dan edukasi ekspor kepada para pelaku UMKM atau industri kecil dan menengah.

Lebih lanjut, Kementerian Perdagangan menargetkan terciptanya eksportir baru di kalangan UMKM melalui fasilitasi informasi pasar ekspor, peningkatan daya saing produk, kerja sama, promosi, dan peningkatan sumber daya manusia.

Kementerian Koperasi dan UKM juga mendorong UMKM melalui pelatihan sumber daya manusia, pendampingan melalui Pusat Layanan Usaha Terpadu, penguatan kelembagaan koperasi, dan dukungan akses pasar ekspor.

UMKM Hijau

Salah satu sektor UMKM yang memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi adalah fesyen. Di sisi global, permintaan terhadap barang-barang berkelanjutan, termasuk produk fesyen berkelanjutan, meningkat signifikan hingga 71 persen dari tahun 2016 hingga 2020.

Untuk memanfaatkan potensi pasar global ini, UMKM harus mengikuti tren global terkini dan meningkatkan kapasitas mereka untuk menjangkau pasar mode berkelanjutan.

Berdasarkan asesmen BI, pada tahun 2023 sebanyak 30 persen UMKM telah masuk dalam kategori UMKM Hijau. Oleh karena itu, transformasi UMKM untuk mendukung keberlanjutan lingkungan hidup dan adopsi digitalisasi dalam aspek produksi, pemasaran, dan sosial ekonomi perlu terus dioptimalkan.

Dengan demikian, menurut Deputi Gubernur BI Aida S. Budiman, UMKM dapat berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, di samping meningkatkan kinerja dan daya saingnya.

BI terus mendorong kolaborasi dan sinergi antara pemangku kepentingan untuk membuka jalan bagi UMKM digital dalam memperluas jangkauannya.

Dengan semakin ketatnya persaingan di kancah internasional, UMKM dituntut untuk terus mengembangkan kapasitas, kualitas, dan daya saingnya agar mampu bersaing dengan pelaku bisnis dari negara lain.

Untuk itu, berbagai program, kebijakan, dan bentuk dukungan, termasuk pembiayaan, dari seluruh pemangku kepentingan akan membantu lebih banyak UMKM Indonesia memasuki ekosistem digital dan melakukan ekspor.

Berita terkait: 25,2 juta UMKM masuk ekosistem digital: Menkeu: 25,2 juta UMKM masuk ekosistem digital
Berita terkait: Menteri Hasan: Teknologi digital harus bermanfaat bagi semua, termasuk UMKM

Editor: Rahmad Nasution
Hak Cipta © ANTARA 2024

ditulis oleh Nusarina Buchori
the jakarta press

Anda dapat mengirimkan berita di https://t.me/trackred

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button