kesehatan

Mengurangi porsi daging olahan dapat mencegah penyakit kardiovaskular

Jakarta (ANTARA) –

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Lancet Planetary Health menemukan bahwa mengurangi konsumsi daging babi sebanyak 10 potong per minggu dapat secara signifikan mengurangi kematian akibat penyakit kardiovaskular, diabetes, dan kanker kolorektal.

Studi tersebut mengatakan perubahan pola makan kecil ini berpotensi menyelamatkan ribuan nyawa, sehingga patut dipertimbangkan demi masa depan yang lebih sehat.

Seperti tertulis di laman Medical Daily, Jumat (5/7), tim peneliti dari Global Academy of Agriculture and Food Systems, University of Edinburgh bersama University of North Carolina, Chapel Hill menemukan bahwa mengurangi konsumsi daging olahan sekitar sepertiga atau setara dengan sekitar 10 iris bacon seminggu dapat mencegah lebih dari 350.000 kasus diabetes di AS selama 10 tahun.

Hal ini juga dapat menyebabkan berkurangnya 92.500 kasus penyakit kardiovaskular dan berkurangnya 53.300 kasus kanker kolorektal dalam satu dekade.

“Mengurangi konsumsi (daging olahan dan tidak diproses) sebesar 30 persen akan menghasilkan 1.073.400 lebih sedikit kasus diabetes, 382.400 lebih sedikit kasus penyakit kardiovaskular, dan 84.400 lebih sedikit kasus kanker kolorektal.

“Mengurangi konsumsi daging merah yang tidak diolah sebesar 30 persen saja – yang berarti mengurangi sekitar satu burger daging sapi seberat seperempat pon seminggu – akan menghasilkan lebih dari 732.000 kasus diabetes. Hal ini juga akan menghasilkan lebih sedikit 291.500 kasus penyakit kardiovaskular dan 32.200 kasus kanker kolorektal,” kata penelitian tersebut.

Para peneliti mencatat bahwa lebih banyak kasus penyakit dapat dicegah dengan mengurangi daging merah yang tidak diolah dibandingkan dengan daging olahan, sebagian karena asupan harian rata-rata daging merah yang tidak diolah lebih tinggi (47 g per hari) dibandingkan dengan daging olahan (29 g per hari).

Pemotongan konsumsi daging juga telah direkomendasikan oleh berbagai organisasi nasional dan internasional untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, termasuk Komite Perubahan Iklim Inggris dan Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa atau IPCC.

“Penelitian kami menemukan bahwa perubahan pola makan ini juga dapat memberikan manfaat kesehatan yang signifikan di AS, sehingga menjadi solusi yang menguntungkan bagi manusia dan planet ini,” kata Profesor Lindsay Jaacks, salah satu penulis studi tersebut.

Penerjemah: Fitra Ashari
Editor: Zita Meirina
Hak Cipta © ANTARA 2024

ditulis oleh Nusarina Buchori
the jakarta press

Anda dapat mengirimkan berita di https://t.me/trackred

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button