kesehatan

Menyibukkan diri membantu mengurangi keparahan gejala ADHD pada remaja

Jakarta (ANTARA) –

Memiliki sesuatu yang sibuk membantu mengurangi keparahan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif (ADHD), gangguan jiwa yang menyebabkan penderitanya menjadi hiperaktif dan sulit berkonsentrasi.

Ditulis dalam laman Channel News Asia, Minggu, penelitian terbaru menunjukkan bahwa memiliki rutinitas dan kesibukan memberikan manfaat bagi penderita ADHD. Bahkan ketika gejalanya lebih ringan, dia mampu menangani lebih banyak tuntutan.

“Seringkali, penderita ADHD tampak paling sukses ketika ada tenggat waktu yang mendesak atau ketika taruhannya tinggi,” kata Margaret Sibley, profesor psikiatri dan ilmu perilaku di Fakultas Kedokteran Universitas Washington di Seattle, Amerika Serikat, yang memimpin penelitian.

Baca juga: Wanita dengan pasangan ADHD berisiko mengalami depresi

Penelitian yang dipublikasikan secara online pada bulan Oktober di Journal of Clinical Psychiatry ini melacak 483 pasien di Amerika Serikat dan Kanada yang masing-masing memiliki kombinasi gejala ADHD berupa kurangnya perhatian dan hiperaktif-impulsif. Para peneliti mengamati para peserta selama 16 tahun, dimulai pada usia rata-rata delapan tahun.

Mereka menemukan bahwa sekitar tiga perempat pasien mengalami fluktuasi gejala, umumnya dimulai sekitar usia 12 tahun, termasuk remisi gejala secara keseluruhan atau sebagian.

Sibley mengatakan periode remisi seperti itu lebih mungkin terjadi pada masa-masa sulit dalam hidup, misalnya, mereka yang bekerja atau bersekolah penuh waktu, membesarkan anak, hidup mandiri, atau memiliki kewajiban keuangan kepada orang lain selain dirinya memiliki peluang lebih besar untuk sembuh. memperbaiki gejalanya.

Baca juga: Anak ADHD butuh terapi perilaku untuk mencegah bullying

Tidak semua orang dengan ADHD dapat terbantu dengan menjadi sibuk, menurut Dr. Craig Surman, direktur program penelitian dan klinis ADHD dewasa di Rumah Sakit Umum Massachusetts, tidak terlibat dalam penelitian ini. Respons gejala mereka bergantung pada apakah kemampuan dan kekuatan seseorang sesuai dengan apa yang diharapkan dari mereka sebagai pelajar, karyawan, atau pengasuh.

Keterbatasan penelitian Sibley adalah bahwa para peneliti mencatat “tuntutan lingkungan” setiap orang dalam interval dua tahun, dibandingkan memeriksanya lebih sering.

Psikolog klinis anak dan remaja Douglas Tynan mencatat bahwa penderita ADHD dapat mengalami kesulitan dalam melakukan tugas-tugas yang membosankan, seperti pekerjaan rumah tangga. Bagi orang-orang seperti itu, penggunaan strategi terorganisir seperti membuat daftar tugas juga diperlukan, tidak hanya ketika berpindah dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya, namun juga saat kembali ke aktivitas saat ini.

Baca juga: Ciri-ciri Orang Dewasa yang Mungkin Menderita ADHD

Baca juga: Manfaat Ikan Salmon, Meningkatkan Kesehatan Jantung dan Mencegah ADHD

​​​​​​​Baca juga: Risiko kematian dini pada pasien ADHD dapat dikurangi melalui pengobatan

Penerjemah: Fitra Ashari
Editor: Natisha Andarningtyas
Hak Cipta © ANTARA 2024

ditulis oleh Nusarina Buchori
the jakarta press

Anda dapat mengirimkan berita di https://t.me/trackred

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button