kesehatan

Metode usap PCR dapat digunakan untuk mendeteksi virus HMPV

Jakarta (ANTARA) – Dokter spesialis paru dan pernafasan RSUI, dr Irandi Putra Pratomo Ph.D Sp.P(K) FAPSR FISR FISQua mengatakan metode usap hidung PCR dapat digunakan untuk mendeteksi virus Human Metapneumovirus (HMPV).

Irandi, dalam diskusi online tentang HMPV yang berlangsung di Jakarta, Selasa, mengatakan metode usap hidung seperti PCR pada kasus virus di saluran pernapasan termasuk dalam pemeriksaan standar untuk mengetahui jenis virus yang masuk ke tubuh melalui udara. ketika seseorang mengalami gejala pernafasan.

“Untuk HMPV sendiri sebenarnya sudah ada yang seperti ini, jadi skenario yang bisa saya bayangkan adalah ketika seseorang mengalami gejala pernafasan termasuk gejala khas tertular virus yaitu demam, kemudian menggigil dan kemudian sesak nafas, di kemudian hari. akhir idealnya kita periksa dengan usap hidung kemudian dilakukan tes PCR,” kata Irandi.

Baca juga: Pakar: HMPV Tidak Akan Menyebabkan Pandemi Berikutnya

Prinsip kerja swab PCR adalah mengambil sampel dari rongga hidung dan memeriksanya di laboratorium untuk mengetahui adanya virus. Baik untuk COVID-19, influenza, maupun HMPV, caranya sama, dan dapat dilakukan dengan menggunakan PCR multipleks. Virus yang ditemukan juga tidak spesifik pada satu jenis saja melainkan beberapa jenis.

Dengan cara ini, kata Irandi, virus dapat terdeteksi di saluran pernapasan dan mencegah perburukan gejala karena dapat diobati dengan cepat, karena virus menetap di sel tubuh selama 3-6 hari.

“Untuk pengobatan kita tahu PCR virusnya jenis apa, jadi diagnosisnya saja, alat diagnostiknya bisa berupa swab untuk mendeteksi virus Influenza, atau RSV, atau MPV atau SARS-CoV-2, saya menurutku itu sudah cukup,” ujarnya.

Baca juga: Olah raga dan berjemur membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh untuk mencegah HMPV

Ia menjelaskan, untuk virus HMPV, belum ada obat atau vaksin khusus yang bisa menyembuhkannya. Gejala infeksi seperti peradangan, demam, menggigil dan sesak napas, dapat diatasi dengan obat-obatan yang tersedia. Sedangkan vaksin HMPV belum bisa dikeluarkan dalam waktu dekat karena belum masuk kategori urgensi.

Sementara untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan, Irandi mengatakan untuk menjaga pola hidup sehat sejak dini dan mengonsumsi makanan bergizi agar kekebalan tubuh meningkat. Selain itu, perlu juga menjaga jarak dengan orang yang terlihat sakit dan memiliki riwayat bepergian ke luar negeri yang dapat membawa risiko penyakit dari negara lain.

Irandi mengatakan, jika muncul gejala demam, menggigil selama 3-6 hari dan tidak kunjung membaik setelah diberi obat, disarankan untuk ke IGD. Bagi lansia yang memiliki penyakit penyerta seperti diabetes, perlu dilakukan pengendalian gula darah agar tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah. Dan anak-anak yang sakit sebaiknya istirahat di rumah dan menghindari keramaian.

Baca juga: Masker medis bisa memberikan perlindungan terhadap virus HMPV

Baca juga: Berkumur bisa membantu melindungi diri dari virus HMPV

Wartawan : Fitra Ashari
Redaktur : Siti Zulaikha
Hak Cipta © ANTARA 2025

ditulis oleh Nusarina Buchori
the jakarta press

Anda dapat mengirimkan berita di https://t.me/trackred

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button