Para ahli menyarankan agar para lansia mengonsumsi banyak makanan kaya protein
Jakarta (ANTARA) – Ahli gizi dari Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON) dr Mahar Mardjono, Jakarta Sheila Octavia, S.Gz menganjurkan agar para lansia banyak mengonsumsi makanan berprotein tinggi guna menjaga kesehatannya.
“Ini terkait dengan manajemen gizi. Kebutuhan gizi lansia berbeda-beda, belum lagi harus disesuaikan dengan penyakitnya masing-masing. Misalnya obesitas, manajemen gizinya akan berbeda dengan lansia yang gizinya kurang,” kata Sheila dalam diskusi daring di Jakarta, Senin.
Sheila mengatakan, makanan mengandung protein sangat penting bagi semua fase kehidupan, termasuk bagi lansia.
Baca juga: Beberapa penyebab menurunnya nafsu makan pada lansia
Baca juga: Kesepian dapat menyebabkan masalah gizi pada lansia
Protein berfungsi untuk menunjang pertumbuhan tubuh, memelihara jaringan-jaringan yang ada di dalam tubuh serta mampu membangun massa otot pada lansia yang terus menurun seiring berjalannya waktu.
Zat tersebut terbagi menjadi dua jenis, yaitu protein hewani dan protein nabati. Pada protein hewani, lansia dapat mengonsumsi daging merah atau ikan laut, sedangkan protein nabati dapat diperoleh dari tempe atau tahu.
Ia mengatakan protein sebaiknya dimakan satu porsi pada setiap kali makan, bukan sekali sehari.
Lebih lanjut, jika melihat kondisi lansia saat ini, Sheila menyayangkan masih banyaknya lansia yang belum mendapatkan asupan protein yang cukup. Penyebabnya pun beragam, mulai dari menurunnya fungsi fisik hingga jenis penyakit yang diderita lansia hingga membuat mereka kesulitan dalam mengunyah maupun menelan.
“Jadi peran keluarga harus lebih sabar, kenapa mereka tidak mau makan daging padahal kalau kita periksa lagi, mungkin giginya tidak lengkap, kebersihan gigi dan mulutnya tidak terjaga, itu juga bisa jadi penyebabnya. Ini memang kompleks, tergantung situasi keluarga masing-masing pasien,” ungkapnya.
Menurutnya, semua masalah tersebut dapat diatasi oleh masing-masing anggota keluarga. Jika penyebabnya karena gigi yang sudah tidak kuat lagi untuk mengunyah, keluarga dapat mengakalinya dengan menyajikan hidangan dengan tekstur yang lebih halus atau dicincang, sehingga protein tetap dapat masuk ke dalam tubuh.
Anggota keluarga juga bisa berkreasi mencari menu yang lebih bervariasi agar lansia lebih semangat menyantapnya dan tidak merasa bosan.
“Kita tahu konsep gizi seimbang itu harus ada karbohidrat, sayur, buah, dan protein. Tapi kalau tidak bisa masuk ke tubuh lansia, ya sama saja,” katanya.
Sheila mengatakan, selain protein, asupan gizi lain yang perlu diperhatikan oleh lansia adalah kecukupan kalsium. Hal ini berkaitan dengan kondisi tulang lansia yang rentan mengalami osteoporosis.
“Perlu minum susu ya, harus dikonsumsi setiap hari karena kebutuhan kalsium bisa didapat dari susu sebelum masuk fase multivitamin atau multikalsium. Selain susu bisa juga dari keju, ikan laut dan sebagainya,” tutur Sheila.
Baca juga: Ahli gizi ingatkan lansia tetap minum cukup meski aktivitas fisik kurang
Baca juga: Ahli Gizi: Rasa Umami Bantu Tingkatkan Gizi Lansia
Baca juga: Pakar: Asupan gizi dan gaya hidup jadi kunci hidup sehat lansia
Wartawan: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Zita Meirina
Hak Cipta © ANTARA 2024
ditulis oleh Nusarina Buchori
the jakarta press
Anda dapat mengirimkan berita di https://t.me/trackred