Penyebab Kelainan Seksual – ANTARA News
Jakarta (ANTARA) –
Fenomena ini mencakup berbagai orientasi dan preferensi seksual, yang dipengaruhi oleh faktor biologis, psikologis, dan lingkungan, yang masih memicu perdebatan di masyarakat. Lalu, apa saja penyebab yang menyebabkan munculnya gangguan seksual pada manusia? Berikut penjelasannya yang dirangkum dari berbagai sumber yang kompeten:
Penyebab Gangguan Seksual
Gangguan seksual dapat dipicu oleh berbagai faktor yang saling terkait. Beberapa di antaranya adalah pengalaman traumatis di masa kecil, seperti pelecehan seksual, serta tumbuh dalam lingkungan keluarga yang tidak harmonis, di mana anak-anak sering menyaksikan pertengkaran orang tua atau kurang mendapatkan kasih sayang.
Selain itu, paparan anak yang tidak disengaja terhadap orang tua atau orang lain yang berhubungan seks, serta pengalaman berulang dengan situasi atau objek tertentu yang menimbulkan kenikmatan seksual, juga turut berkontribusi. Faktor lainnya termasuk gangguan otak dan kesulitan dalam memulai dan mempertahankan hubungan interpersonal.
Baca juga: Pemeriksaan Hormon Urine Bantu Diagnosis Gangguan Sistem Reproduksi
Penyebab pasti penyimpangan seksual ini masih belum diketahui. Namun, beberapa orang dianggap lebih rentan mengalami gangguan seksual, terutama mereka yang memiliki pengendalian diri rendah, manajemen amarah buruk, kesulitan menunda kepuasan, minim empati, dan pengetahuan terbatas.
Gejala Gangguan Seksual
Gejala gangguan seksual yang muncul pada setiap individu berbeda-beda, tergantung pada jenis gangguan yang dialami, gejala gangguan tersebut antara lain:
- Berhubungan seks dengan anak di bawah umur.
- Memperlihatkan alat kelamin kepada orang lain atau di depan umum.
- Kepuasan seksual timbul ketika melihat atau mengintip sesuatu yang tidak lazim atau tindakan hubungan seksual.
- Memperoleh kepuasan seksual dengan menyakiti pasangannya baik secara fisik (memukul, menendang, atau memperkosa) maupun secara psikologis (menghina atau mengumpat).
- Mengalami gairah seksual saat menyakiti diri sendiri atau disakiti oleh pasangannya, baik secara fisik maupun psikologis.
- Mendapatkan gairah seksual dengan mengenakan benda-benda, terutama aksesoris wanita, seperti pakaian dalam wanita, sepatu, kaus kaki, dan lain-lain.
- Mengalami gairah seksual saat mengenakan pakaian lawan jenis.
- Menyentuh tubuh wanita tanpa izinnya, menyentuh bagian tubuh (biasanya pria) ke bagian tubuh wanita (paha atau bokong).
Baca juga: Orientasi seksual, pengertian dan jenisnya
Faktor risiko
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami gangguan seksual, baik yang berasal dari dalam maupun luar. Faktor eksternal meliputi:
- Pola asuh permisif, yaitu tidak adanya komunikasi dua arah antara anak dan orang tua.
- Dominasi ibu dalam mengasuh anak.
- Orang tua yang tidak memberikan pendidikan seks kepada anak-anaknya.
- Lingkungan bermain, belajar dan bermasyarakat yang mendukung perkembangan penyimpangan seksual.
- Pengalaman sebagai korban pemerkosaan atau pelecehan seksual.
- Penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang.
Kesimpulannya, penting untuk menyadari bahwa gangguan seksual bukanlah hasil dari pilihan individu, melainkan hasil interaksi kompleks antara faktor biologis, psikologis, dan lingkungan.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang penyebabnya, diharapkan masyarakat dapat menghilangkan stigma dan menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan mendukung.
Hal ini akan membantu individu menerima diri mereka sendiri dan menjalani hidup yang lebih sehat dan bahagia. Kesadaran dan pendidikan yang tepat merupakan kunci untuk menumbuhkan penerimaan dan pemahaman tentang keberagaman dalam orientasi seksual.
Baca juga: Apa itu gangguan seksual dan ciri-cirinya?
Baca juga: Pelaku eksibisionis Sunter dijerat pasal perlindungan anak
Pemberita : M.Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Suryanto
Hak Cipta © ANTARA 2024
ditulis oleh Nusarina Buchori
the jakarta press
Anda dapat mengirimkan berita di https://t.me/trackred