Penyerbuan Masjid Al-Aqsa oleh Warga Israel Radikal: Tindakan yang Tidak Dapat Diterima
Penyerbuan Kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur
Pada Selasa, Departemen Luar Negeri AS mengutuk penyerbuan kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur oleh ratusan warga Israel radikal. Sikap Departemen Luar Negeri AS menegaskan bahwa tindakan seperti itu “tidak dapat diterima” dan menunjukkan dukungan terhadap pelestarian status quo historis terkait tempat-tempat suci di Yerusalem.
Protes Terhadap Penyerbuan Masjid Al-Aqsa
Protes terhadap penyerbuan kompleks Masjid Al-Aqsa muncul setelah pemukim Israel, serta beberapa pejabat penting Israel, menyerbu kompleks tersebut untuk menunjukkan solidaritas pada hari puasa tahunan Yahudi yang menandai beberapa peristiwa tragis dalam sejarah Yahudi. Tindakan ini dianggap tidak hanya tidak dapat diterima, tetapi juga sebagai gangguan terhadap upaya penyelesaian perjanjian gencatan senjata di kawasan tersebut.
Pentingnya Solusi Dua Negara
Departemen Luar Negeri AS menekankan pentingnya solusi dua negara, yaitu negara Palestina dan negara Israel yang hidup berdampingan dengan martabat dan harmonis. Tindakan yang mengancam status quo historis dan menciptakan ketegangan di kawasan tersebut dapat menghalangi upaya tercapainya perdamaian yang berkelanjutan.
Dengan demikian, penyerbuan kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur harus dihentikan, sementara dukungan terhadap perdamaian yang berkelanjutan antara Palestina dan Israel harus terus ditegaskan. Hanya dengan menghormati status quo historis dan saling menghormati, kedua negara dapat hidup berdampingan dalam perdamaian dan harmoni.
ditulis oleh Nusarina Buchori
the jakarta press
Anda dapat mengirimkan berita di https://t.me/trackred
The Jakarta Press menyediakan berita aset kripto terbaru di Indonesia.
Untuk berita selengkapnya, klik 👉 di sini!
#PenyerbuanAlAqsa #YerusalemTimur #MasjidAlAqsa #DepartemenLuarnegeriAS #AmerikaSerikat #StatusQuoHistoris