Pilihan metode operasi tiroid yang aman dan minim bekas luka
Jakarta (ANTARA) – Konsultan bedah onkologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta, dr. Erwin Danil Yulian Sp.B(K) Onk mengatakan ada beberapa metode operasi tiroid yang aman dan minim jaringan parut yang bisa dipertimbangkan pasien apabila mengalami pembengkakan kelenjar tiroid.
“Kalau dulu yang sering dilakukan sampai sekarang kan bekasnya di depan, sekarang ada teknologi yang bisa menyamarkan bekas operasi supaya bisa disembunyikan, yaitu di area ketiak, belakang telinga, bahkan di rongga mulut jadi tidak kelihatan dan tersamarkan,” kata Erwin dalam diskusi tentang penanganan tiroid yang diikuti secara daring, Rabu.
Erwin menuturkan, ketiga metode operasi tiroid ini bertujuan untuk mengangkat kelenjar tiroid, baik pada satu sisi maupun kedua sisi sekaligus.
Baca juga: Cara Mendeteksi Benjolan Tiroid Secara Mandiri di Rumah
Baca juga: Kenali Berbagai Kelainan pada Kelenjar Tiroid
Metode bedah dengan teknologi yang mampu menyamarkan luka ini sangat berguna bagi seseorang yang memiliki risiko timbulnya keloid pasca sayatan bedah maupun bagi para pekerja yang harus memperhatikan penampilannya, terutama area leher.
Dokter lulusan Universitas Indonesia ini mengatakan, meski aman, operasi tiroid juga memiliki beberapa efek samping pascaoperasi, seperti 5 hingga 10 persen pasien akan mengalami suara serak akibat gangguan saraf, namun hal ini tidak berlangsung terlalu lama dan dapat dilatih.
Gangguan ini dapat terjadi apabila tumor terlalu besar, lengket, dan ganas sehingga pembedahan menjadi lebih sulit dan mudah terjadi cedera.
Selain itu, efek samping lainnya adalah gangguan pada kalsium yang menurun sehingga mudah dialami kram dan kesemutan jika dilakukan operasi pengangkatan kedua sisi tiroid.
Erwin mengatakan, orang yang memiliki risiko tinggi terkena tumor pada kelenjar tiroid adalah mereka yang memiliki suara serak diikuti benjolan pada leher kanan dan kiri, mereka yang bekerja di lingkungan dengan radiasi tinggi dengan fasilitas berbasis nuklir, serta remaja berusia di bawah 20 tahun yang berisiko tinggi mengalami keganasan.
“Artinya, harus lebih hati-hati dan waspada apabila ditemukan benjolan di usia remaja, harus cepat diperiksakan,” ujarnya.
Sebelum operasi, pasien diminta menjalani beberapa pemeriksaan seperti foto paru-paru dan pemeriksaan anestesi. Perawatan pascaoperasi tiroid juga relatif singkat dan tidak memerlukan kemoterapi atau radiasi seperti operasi lainnya. Pasien juga tidak memerlukan waktu lama di rumah sakit, yakni hanya sekitar satu hingga tiga hari sebelum dapat pulang.
Baca juga: Perbedaan Gondongan dan Penyakit Gondok
Baca juga: Dokter jelaskan kondisi kelenjar tiroid yang memerlukan operasi
Baca juga: Masalah Tiroid Lebih Banyak Terjadi pada Wanita, Ini Alasannya
Bahasa Indonesia:
Reporter: Fitra Ashari
Editor: Zita Meirina
Hak Cipta © ANTARA 2024
ditulis oleh Nusarina Buchori
the jakarta press
Anda dapat mengirimkan berita di https://t.me/trackred