Praktisi kesehatan menilai program pemeriksaan gratis membawa banyak manfaat

Jakarta (ANTARA) – Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama menilai program pemeriksaan kesehatan gratis yang dicanangkan Pemerintahan Prabowo-Gibran sebagai kado ulang tahun telah membawa banyak manfaat bagi masyarakat.
“Program pemeriksaan kesehatan gratis dapat mendeteksi penyakit sejak dini untuk mencegah komplikasi dan kematian. “Juga dapat mengefisienkan pembiayaan kesehatan yang selama ini paradigmanya sakit atau sakit dulu, baru berobat, sebagai pencegahan,” kata Ngabila kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.
Menurut Ngabila, program tersebut membawa beberapa harapan baru. Salah satunya dengan membangun kolaborasi pentahelix dan kerja sama lintas pemangku kepentingan yang kuat di berbagai tingkatan, kesehatan fundamental menjadi urusan semua orang.
Hadiah ini tidak hanya membantu masyarakat memantau kesehatannya melalui aplikasi SATU SEHAT, tetapi juga mendapatkan diskon makanan sehat, peralatan kesehatan dan olah raga serta fasilitas olah raga dan kesehatan.
Baca juga: Kementerian Kesehatan Keluarkan Petunjuk Teknis Pemeriksaan Kesehatan Gratis
Baca juga: Menkes: PKG Sediakan Skrining Psikiatri Anak Usia Sekolah Dasar hingga Lansia
“Data hasil screening dapat digunakan pemerintah untuk mengambil kebijakan (data-driven policy),” ujarnya.
Menurutnya, kebijakan tersebut menumbuhkan paradigma hidup sehat pada masyarakat bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati.
“Kesehatan merupakan investasi untuk bisa produktif dan kreatif. Kesehatan dimulai dari diri sendiri agar masyarakat mau rutin menjalani pemeriksaan kesehatan berkala gratis dari pemerintah untuk mencegah komplikasi dan kematian akibat penyakit, khususnya hipertensi dan diabetes melitus sebagai silent killer, katanya.
Memberikan program skrining yang mantap berdasarkan siklus hidup atau kelompok umur yang disosialisasikan secara luas kepada masyarakat, termasuk penyediaan sarana dan prasarana yang memadai, juga memudahkan deteksi dini penyakit kanker, termasuk penyakit menular, penyakit tidak menular, dan kesehatan jiwa.
“Skrining terhadap penyakit menular dan bencana seperti TBC dan HIV juga diperlukan dan harus dilakukan secara masif,” ujarnya.
Ia juga meyakini pemberian reward dan punishment terhadap fasilitas kesehatan atau pemerintah daerah yang memiliki cakupan skrining tinggi atau rendah dapat dilakukan dengan evaluasi berbasis data secara berkala.
“Semakin baik cakupan dan dukungan terhadap program ini, maka akan semakin tepat pula reward yang diberikan. Program screening gratis ini juga merupakan proses mewujudkan puncak bonus demografi tahun 2030 dan Indonesia Emas 2045,” kata Ngabila.
Baca juga: Menko PMK: Skrining Gratis Tingkatkan Kualitas Kesehatan Masyarakat
Baca juga: Pemeriksaan Kesehatan Gratis Mulai Februari 2025, Begini Cara Daftarnya
Reporter: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Zita Meirina
Hak Cipta © ANTARA 2025
ditulis oleh Nusarina Buchori
the jakarta press
Anda dapat mengirimkan berita di https://t.me/trackred