Sholat Ashar dan Keutamaannya | Republika Daring

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH — Di antara salat yang lima waktu, salah satu salat wajib adalah salat Asar. Karena wajib, siapa yang mengejarnya mendapat pahala, dan siapa yang meninggalkannya berdosa.

Sholat Asar mempunyai keutamaan tersendiri yang dijelaskan dalam sejumlah hadits yang tercatat dalam kitab Shahih Fadhail A’mal oleh Syekh Ali bin Muhammad Al-Maghribi.

Imam Muslim Rahimahullah, meriwayatkan: Dari Ali radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah, semoga Tuhan memberkati dia dan memberinya kedamaian, selama perang Ahzab, bersabda: “Mereka (orang-orang kafir) telah menjadikan kami lalai terhadap shalat Wustha (sholat Asar). Semoga Allah memenuhi rumah dan kuburan mereka dengan api.” Kemudian beliau melaksanakan salat Asar di antara dua salat Isya, yakni di antara salat Maghrib dan salat Isya.

HR Al-Bukhari No. 2931 beserta athraf tanpa menyebutkan shalat Ashar. Telah dikutip oleh Ahmad (1/404 dan 456) dan lain-lain seperti dalam tahqiq penulis pada ath-Thayalisi no. 94, Abu Ya’la (1/356), beliau menyatakan bahwa yang dimaksud dengan shalat wustha adalah shalat Asar, seperti dalam Sahih Muslim no. 628 dan ath-Thayalisi no. 366 dengan tahqiq penulis, dan saya sudah menyimpulkannya disana. Jadi, dia mempunyai pendapat yang tegas yaitu shalat Wustha adalah shalat Ashar. Wallahu’alam.

Hadits lain dari Imam Muslim Rahimahullah meriwayatkan: Dari Abu Bashrah Al-Ghifari, beliau berkata, Rasulullah SAW pernah shalat Asar bersama kami di Al-Mukhammash, lalu beliau bersabda: “Sesungguhnya shalat ini diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu, namun mereka mengabaikannya. (Oleh karena itu) barangsiapa yang menaatinya, maka pahalanya berlipat ganda (berlipat ganda), dan setelah itu tidak ada lagi shalat sampai dia syahid.” (martir disini maksudnya bintang).