Sinergi kebijakan dibutuhkan untuk memacu pertumbuhan industri Indonesia: kementerian
Jakarta (ANTARA) –
Kementerian Perindustrian menekankan perlunya sinergi untuk menciptakan kebijakan yang dapat menjaga stabilitas industri guna memacu pertumbuhan ekonomi nasional.
Juru bicara Kementerian Perindustrian, Febri Hendri Antoni Arief, Rabu, mengatakan Indeks Keyakinan Industri (IKI) pada Juli yang turun 0,10 poin menjadi 52,40 menjadi bukti perlunya sinergi untuk menjaga sektor manufaktur.
“Industri manufaktur di negara lain masih menerima banyak subsidi,” katanya.
Seperti Indonesia, negara-negara tersebut menyadari bahwa industri manufaktur merupakan penopang utama perekonomian dan memiliki efek berganda, seperti penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya beli masyarakat, dan pertumbuhan ekonomi nasional.
Arief mengatakan, beberapa kebijakan terutama terkait harga gas industri, pengamanan pasar domestik, dan inflasi telah memberikan dampak signifikan terhadap kondisi manufaktur di Indonesia.
Berdasarkan angka IKI bulan Juli, penurunan pesanan terjadi di hampir seluruh subsektor industri, dengan 15 dari 23 subsektor mengalami penurunan pesanan baru.
Hal ini berdampak pada pola pembelian barang yang berorientasi pada harga dan menurunnya keyakinan untuk berspekulasi dalam memperoleh kredit pembiayaan, kata Arief.
“Kondisi ini menunjukkan pentingnya peran kebijakan yang sinergis dalam pengembangan industri manufaktur,” ujarnya.
Kementerian Perindustrian sebelumnya melaporkan bahwa IKI menurun hingga 52,40 poin pada bulan Juli, dengan tiga subsektor—tekstil, kertas, serta mesin dan peralatan—mengalami kontraksi atau penurunan kontribusinya terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional.
Penurunan kontribusi ketiga subsektor tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, seperti pelonggaran impor, kenaikan harga gas dunia, suku bunga, nilai tukar, serta faktor musiman yang menyebabkan penurunan permintaan pesanan di pasar domestik.
Berita terkait: Menteri mengajak investor kembangkan industri hijau di Kaltara
Berita terkait: BRIN serukan riset agroindustri untuk dorong pertumbuhan ekonomi
Penerjemah: Ahmad Muzdaffar
Editor: Anton Santoso
Hak Cipta © ANTARA 2024
ditulis oleh Nusarina Buchori
the jakarta press
Anda dapat mengirimkan berita di https://t.me/trackred