kesehatan

Tugas pokok dan tantangan kerja bagi dokter yang bersifat sementara

Jakarta (ANTARA) – Masa Koas atau Koassistant merupakan tahapan penting dalam perjalanan pendidikan kedokteran sebagai langkah terakhir sebelum memperoleh status resmi sebagai dokter.

Pada pendidikan ini para calon dokter mulai merasakan langsung dunia kedokteran yang umumnya berlangsung di rumah sakit atau fasilitas kesehatan yang bermitra dengan universitas tempat mereka kuliah.

Dengan masa kontrak sekitar 1,5 hingga 2 tahun, dokter muda berkesempatan mendapatkan pengalaman langsung dalam merawat pasien dengan bimbingan dari dokter senior.

Tugas dan tanggung jawab yang diemban pada masa pasca pantai sangat besar, karena tidak hanya dituntut menguasai ilmu teori saja, tetapi juga mengembangkan keterampilan dan kemampuan klinis. antarpribadi.

Baca juga: Polisi Ungkap Motif Penganiayaan Dokter Asrama di Palembang

Meski masih dalam tahap pembelajaran, dokter residen seringkali menjadi garda terdepan dalam memberikan pelayanan kepada pasien, bekerja di bawah bimbingan dokter senior, serta berperan aktif dalam proses diagnosis dan pengobatan.

Namun di balik pengalaman berharga tersebut, terdapat berbagai tantangan yang harus mereka hadapi, mulai dari tekanan waktu, beban fisik yang berat, hingga tanggung jawab moral terhadap pasien yang membutuhkan perhatian penuh.

Bagaimana seorang dokter menghadapi dan mengatasi tantangan-tantangan tersebut menjadi bagian dari perjalanannya untuk menjadi tenaga medis profesional yang kompeten dan profesional.

Berikut tugas dan tantangan calon dokter yang melakukan co-admission yang dilansir dari berbagai sumber.

Baca juga: Tingkatkan Kualitas Akademik, Mahasiswa FK-UISU Asrama di RS Malaysia

Tugas dan wewenang dokter rekan residen

Pada umumnya dokter residen hanya menjalankan tugas yang diberikan oleh dokter pembimbing atau senior, yang meliputi interaksi seperti wawancara dengan pasien, analisis hasil pemeriksaan rontgen, keterlibatan dalam prosedur pembedahan, dan pemeriksaan kondisi pasien di bangsal. Setelah menyelesaikan masa koas, mereka akan menghadapi ujian kompetensi untuk menilai kemampuan yang telah diperolehnya.

Selain berinteraksi dengan pasien, calon dokter juga bertugas menganalisis penyakit yang diderita pasien. Hasil analisis ini kemudian dipaparkan di hadapan dokter senior. Dengan demikian, masa koas dapat dianggap sebagai ujian praktek langsung.

Berikut beberapa tugas lain yang harus ditanggung. Diantaranya:

  1. Melakukan pemeriksaan fisik dan menentukan diagnosis kondisi kesehatan pasien.
  2. Mengembangkan rencana terapi dan memberikan perawatan medis yang tepat kepada pasien.
  3. Terlibat dalam prosedur medis seperti pembedahan atau prosedur diagnostik lainnya.
  4. Bertanggung jawab terhadap pasien dengan kondisi medis rumit yang memerlukan perhatian intensif.
  5. Menangani tugas administratif seperti pencatatan rekam medis, menyusun laporan, dan mengoordinasikan perawatan pasien dengan tim medis lainnya.
  6. Berkontribusi pada penelitian medis atau proyek pengembangan klinis di bidang khusus tertentu.
  7. Mengikuti perkembangan terkini di bidang spesialisasi dengan mengikuti pelatihan, konferensi, seminar atau diskusi ilmiah lainnya.

Baca juga: Polda Sumsel Tangani Kasus Penganiayaan Dokter Asrama

Tantangan dokter cos

Masa asrama yang merupakan tahap akhir dalam pendidikan kedokteran merupakan masa krusial bagi dokter muda untuk mengembangkan keterampilan klinisnya dan beradaptasi dengan dunia kedokteran yang sebenarnya. Namun masa ini juga penuh dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi para dokter asrama.

Berikut ini adalah beberapa tantangan umum yang sering dialami oleh dokter asrama:

1. Beban kerja yang berat

Koas seringkali melibatkan jam kerja yang panjang dan terkadang melelahkan. Dokter residen harus dapat mengatur waktunya dengan bijak untuk menjalani rotasi di berbagai bagian rumah sakit, mulai dari ruang rawat inap hingga ruang bedah, yang dapat mempengaruhi keseimbangan kehidupan pribadi dan profesionalnya.

2. Tekanan dan stres

Besarnya tanggung jawab dalam merawat pasien, ditambah dengan tekanan untuk memenuhi harapan dosen dan tim medis senior, dapat menimbulkan stres. Ditambah dengan ketakutan akan kesalahan medis yang dapat berdampak serius bagi pasien, tekanan ini menjadi semakin besar.

Baca juga: Unsri Palembang Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Pemukulan Koas

3. Kurangnya pengalaman

Meski telah memperoleh landasan teori yang kuat, dokter rekan residen masih memiliki pengalaman klinis yang terbatas. Ketidakpastian dan rasa kurang percaya diri kerap muncul, terutama saat menghadapi kasus medis yang rumit.

4. Adaptasi dengan lingkungan kerja

Di rumah sakit, terdapat struktur hierarki yang jelas antara dokter senior, dokter residen, dan tenaga medis lainnya. Dokter residen perlu belajar beradaptasi dengan struktur ini. Selain itu, kemampuan berinteraksi dengan pasien.

Berkomunikasi dengan pasien yang memiliki latar belakang sosial dan budaya yang beragam merupakan sebuah tantangan tersendiri, karena layanan yang diberikan penting untuk memenuhi harapan pasien dan membuat mereka merasa nyaman.

5. Kurang istirahat

Jadwal yang padat dapat menyebabkan beban kerja yang berat, ditambah dengan seringnya menelepon untuk menangani kasus darurat, yang berarti dokter rekan residen kurang tidur.

Hal ini perlu dihadapi dan dikelola dengan baik, karena tugas dokter residen sama dengan dokter profesional lainnya, yaitu memberikan pelayanan terbaik dengan pengobatan yang tepat, sehingga tidak terjadi kesalahan yang dapat menimbulkan permasalahan. .

Baca juga: Polisi Ungkap Motif Penganiayaan Dokter Asrama di Palembang

Baca juga: Mengenal Koas, Bagi Lulusan Kedokteran Sebelum Menjadi Dokter

Reporter: Sean Anggiatheda Sitorus
Redaktur: Suryanto
Hak Cipta © ANTARA 2024

ditulis oleh Nusarina Buchori
the jakarta press

Anda dapat mengirimkan berita di https://t.me/trackred

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button