Virgin Australia mulai gunakan bahan bakar penerbangan berkelanjutan dari PT.Pertamina
Jakarta (ANTARA) –
Virgin Australia menjadi maskapai penerbangan internasional pertama yang menggunakan bahan bakar penerbangan berkelanjutan (SAF) yang diproduksi oleh perusahaan energi milik negara Indonesia, PT.Pertamina.
Menurut sub-holding komersial dan perdagangan PT.Pertamina Patra Niaga, Terminal Bahan Bakar Penerbangan (AFT) Ngurah Rai meluncurkan layanan pengisian bahan bakar SAF untuk maskapai penerbangan Australia tersebut melalui upacara First International Uplift di Bali International Airshow.
Pertunjukan udara tersebut digelar dari 18 hingga 21 September di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali.
“Momentum penyaluran SAF perdana di Bandara Ngurah Rai ini menunjukkan bahwa Indonesia mampu beradaptasi terhadap tuntutan bauran energi di industri penerbangan internasional,” kata Maya Kusmaya, Direktur Utama Pemasaran dan Niaga PT. PT. Petrokimia Gresik, dalam keterangan tertulisnya, Rabu.
“SAF saat ini merupakan solusi jangka menengah bagi penerbangan untuk mengurangi jejak karbonnya tanpa memerlukan perubahan pada pesawat, infrastruktur bandara, atau rantai pasokan bahan bakar jet,” tambahnya.
Distribusi SAF mengacu pada kerangka kerja Sertifikasi Karbon dan Keberlanjutan Internasional (ISCC) untuk Skema Pengimbangan dan Pengurangan Karbon untuk Penerbangan Internasional (CORSIA) dan Arahan Energi Terbarukan-Uni Eropa (RED-EU).
SAF memenuhi standar yang ditetapkan oleh American Society of Testing and Materials (ASTM), dan keamanannya terjamin karena merupakan Bahan Bakar yang Memenuhi Syarat Corsia (CEF) yang diakui oleh Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO).
“Langkah baru menuju penerbangan berkelanjutan ini mampu menekan emisi karbon dari bahan bakar fosil karena SAF milik PT. Pertagas merupakan campuran minyak tanah sintetis yang berasal dari minyak goreng bekas (UCO) sebesar 38,43 persen dan bahan bakar turbin pesawat terbang yang berasal dari fosil sebesar 61,57 persen,” ujarnya.
Sementara itu, manajer umum keberlanjutan Virgin Australia, Fiona Walmsley, mengatakan bahwa kolaborasi ini merupakan langkah bersama pertama oleh Indonesia dan Australia untuk mewujudkan target emisi nol bersih mereka.
“Dengan bergandengan tangan, Indonesia dan Australia berkomitmen untuk mengurangi jejak karbon dan menerapkan solusi inovatif yang ramah lingkungan. Kolaborasi ini menunjukkan tekad kami untuk membangun masa depan yang lebih berkelanjutan dan bersih bagi sektor penerbangan,” katanya.
Sekitar 160 kiloliter SAF disediakan untuk pesawat Boeing 737 milik Virgin Australia yang melayani penerbangan selama Bali International Airshow.
Virgin Australia melayani penerbangan dari Bali ke Brisbane, Melbourne, Sydney, dan Gold Coast.
SAF yang didistribusikan Terminal Bahan Bakar Penerbangan Ngurah Rai dikelola dengan metode rantai penyimpanan keseimbangan massa.
Dengan metode ini, produk avtur konvensional yang bersumber dari bahan bakar fosil dicampur dengan bahan bakar terbarukan (SAF) dalam tangki yang sama karena keduanya memiliki spesifikasi teknis yang serupa.
Meskipun tercampur, pencatatan dan pembukuan bahan bakar turbin penerbangan dan SAF dilakukan secara terpisah.
“Pertamina Patra Niaga menyatakan komitmennya dalam menyalurkan SAF ke pasar global dan gencar mendorong transisi energi di sektor penerbangan guna mendukung target net zero Indonesia tahun 2060.
SAF, yang diproduksi dari limbah, diproses di kilang dengan bahan bakar fosil untuk menghasilkan bahan bakar sintetis rendah karbon. Bahan bakar ini dapat menurunkan emisi karbon hingga 84 persen dibandingkan bahan bakar jet konvensional.
Berita terkait: Pemerintah luncurkan rencana aksi bahan bakar penerbangan ramah lingkungan
Berita terkait: Menteri Perhubungan bahas rencana dekarbonisasi penerbangan
Bahasa Indonesia: Terjemahan:
Editor: Anton Santoso
Hak Cipta © ANTARA 2024
ditulis oleh Nusarina Buchori
the jakarta press
Anda dapat mengirimkan berita di https://t.me/trackred