Psikolog Ui: Menjadi produktif dapat membantu Anda bertahan dari masalah
Jakarta (ANTARA) – Dekan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Prof. Dr. Bagus Takwin M.Hum mengatakan salah satu cara untuk bertahan saat menghadapi masalah serius adalah dengan lebih produktif dalam menutupi masalah.
“Saya melihat banyak orang yang kuat dalam melakukan hal itu, seperti mengatasi permasalahan yang dihadapinya dalam bentuk produktivitas tertentu, misalnya mereka menerima kondisi dan melihat apa yang bisa dimanfaatkan dari kondisi itu,” kata Bagus dalam diskusi tentang ibu. kesehatan jiwa di Perpustakaan Nasional Jakarta, Kamis.
Dikatakan menjadikan masalah sebagai sumber penghasilan bagi BertAh Hidup merupakan bentuk penerimaan terhadap permasalahan yang dihadapi dan menyadari bahwa itu adalah bagian dari kehidupan seseorang
Bagus mengatakan, secara biologis perempuan lebih tahan terhadap permasalahan termasuk masalah kejiwaan. Hal ini juga disebabkan adanya pengaruh sosial yang mengharuskan perempuan untuk mengikuti aturan sehingga tidak bisa berdaya terhadap tubuhnya sendiri.
Baca juga: Pentingnya Membangun Pernikahan Sehat untuk Mencegah Masalah Mental
Baca juga: Jalan kaki 7.000 langkah setiap hari membantu meningkatkan kesehatan mental
Bagus mengatakan perempuan lebih mampu beraktivitas meski memikul beban berat dibandingkan laki-laki saat menghadapi masalah.
Salah satunya dengan cara bertahan agar tetap hidup dan memanfaatkan keadaan untuk menutupi kekurangan. Dengan menekuni hobi yang ditekuninya, Bagus menuturkan bisa menjadi uang yang mampu memenuhi kebutuhannya di masa sulit.
“Boleh bersosialisasi, bisa membantu teman-teman mengatasi masalah, tapi tentu saja keadaan perempuan di ladang ranjau harus diperbaiki, yang perlu mereka lakukan adalah melakukan itu, tapi justru situasi inilah yang menguatkan perempuan,” ujarnya.
Dalam mengatasi masalah kejiwaan, Bagus mengatakan perempuan harus didorong untuk lebih berani mengungkapkan perasaannya dan dibantu dengan memfasilitasi layanan psikologis.
Selain itu juga harus ada dukungan sosial yang saling menguntungkan agar perempuan mempunyai tempat untuk mengatasi permasalahan.
“Malu dan enggan mengungkapkan permasalahan yang dialami bukan hanya menjadi permasalahan bagi perempuan, laki-laki juga, namun jika perasaannya dipenuhi emosi dan meledak setelah sekian lama, kami anjurkan agar mereka mencari teman untuk mengungkapkan perasaannya. , “katanya.
Baca juga: Kementerian Kesehatan menargetkan 50 persen Puskesmas melayani kesehatan jiwa pada tahun 2025
Baca juga: Pentingnya Apresiasi Peran Ibu dalam Menjaga Kesehatan Mentalnya
Wartawan : Fitra Ashari
Editor: Zita Meirina
Hak Cipta © ANTARA 2024
ditulis oleh Nusarina Buchori
the jakarta press
Anda dapat mengirimkan berita di https://t.me/trackred