kesehatan

Hubungan konsumsi alkohol dengan perlindungan terhadap keracunan makanan

Jakarta (ANTARA) – Sebuah studi kecil yang diterbitkan pada tahun 1992 dan 2022 menemukan bahwa orang yang minum minuman beralkohol seperti anggur, wiski atau koktail cenderung tidak mengalami gejala keracunan makanan.

Seperti yang tertulis di laman Channel News Asia, Minggu, penelitian ini mendukung teori bahwa alkohol dapat menghentikan patogen dalam usus manusia sebelum menyebabkan penyakit, kata Donald Schaffner, seorang profesor ilmu pangan di Universitas Rutgers.

Hal ini masuk akal, katanya, karena alkohol dapat membunuh bakteri dan menonaktifkan beberapa virus, itulah sebabnya alkohol digunakan dalam pembersih tangan dan disinfektan permukaan.

Baca juga: Manfaat jangka panjang tidak minum alkohol selama sebulan

Baca juga: Beri minum yang banyak pada penderita keracunan alkohol

Namun, penelitian kecil ini, yang dilakukan beberapa dekade lalu, hanya dapat menunjukkan korelasi antara minum alkohol dan berkurangnya penyakit. Penelitian ini tidak dapat membuktikan bahwa alkohol dapat mencegah keracunan makanan, kata Matthew Moore, seorang profesor madya ilmu pangan di University of Massachusetts Amherst.

Craig Hedberg, seorang ahli epidemiologi dan pakar keamanan pangan di Universitas Minnesota, mengatakan peluang Anda sakit akibat makanan yang terkontaminasi dapat bergantung pada berbagai faktor, termasuk kesehatan Anda, jumlah patogen yang ada, jenis makanan dan seberapa banyak yang Anda makan.

Jika Anda minum terlalu banyak sebagai cara untuk mencegah keracunan, alkohol dapat membuat usus Anda lebih rentan terhadap infeksi, kata Dr. Gyongyi Szabo, seorang ahli gastroenterologi dan profesor kedokteran di Harvard Medical School.

Szabo mengatakan, konsumsi alkohol berlebihan – yang didefinisikan sebagai empat hingga lima minuman atau lebih dalam waktu sekitar dua jam bagi kebanyakan orang dewasa – dapat menyebabkan peradangan dan tanda-tanda “kebocoran” pada lapisan usus, yang dapat membuat bakteri dan racun lebih mudah masuk ke dalam darah.

Dan alkohol dapat menyebabkan dehidrasi, yang dapat memperburuk gejala keracunan makanan dan memperpanjang waktu pemulihan, kata para ahli.

“Sebaiknya hindari mengonsumsi makanan yang mencurigakan sejak awal,” kata Dr. Schaffner, meskipun ia mengakui bahwa seringkali mustahil untuk mengetahui apakah makanan tertentu terkontaminasi.

Gunakan teknik keamanan pangan yang tepat. Ini termasuk mencuci tangan secara teratur; menghindari kontaminasi silang pada daging mentah, unggas, dan ikan dengan memisahkannya dari makanan lain; memasak semua makanan pada suhu yang tepat; dan menghindari membiarkan makanan yang mudah rusak pada suhu ruangan selama lebih dari dua jam.

Strategi ini terutama penting bagi orang-orang yang paling rentan terhadap penyakit parah akibat patogen bawaan makanan, termasuk mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, atau mereka yang sedang hamil, berusia di bawah 5 tahun, atau berusia di atas 65 tahun.

Baca juga: Pakar: Minum alkohol lebih dari tiga kali seminggu tingkatkan risiko kematian

Baca juga: Wajah merah saat minum alkohol jadi faktor risiko hipertensi

Baca juga: Konsumsi Alkohol Berlebihan Berisiko Picu Pneumonia

Penerjemah: Fitra Ashari
Editor: Zita Meirina
Hak Cipta © ANTARA 2024

ditulis oleh Nusarina Buchori
the jakarta press

Anda dapat mengirimkan berita di https://t.me/trackred

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button