kesehatan

Perilaku yang membantu mengurangi risiko kematian di usia tua

Jakarta (ANTARA) – Semua orang mencari cara untuk memperpanjang umur, dan penelitian baru menunjukkan jawabannya mungkin terletak di pikiran.

Dikutip dari Medical Daily, Kamis (5/9), kunci hidup lebih panjang dan lebih sehat mungkin adalah ketahanan mental, kemampuan beradaptasi dan menghadapi tantangan hidup.

Penelitian terkini telah mengungkapkan bahwa mempertahankan ketahanan mental ini di usia tua membantu untuk tetap aktif dan secara signifikan mengurangi risiko kematian.

Ketahanan mental dapat membantu orang pulih dari penyakit dan trauma, tetapi sejauh mana hal itu memengaruhi penuaan dan kematian masih belum diketahui.

Baca juga: Wamenkes Dorong Akademisi Lakukan Riset pada Lansia untuk Atasi Masalah Demografi

Baca juga: Merokok picu risiko penurunan fungsi kognitif pada lansia

Penelitian baru, yang diterbitkan dalam jurnal BMJ Mental Health, mengeksplorasi hubungan antara ketahanan psikologis dan kematian karena segala penyebab dalam kelompok nasional orang dewasa yang lebih tua di AS.

Para peneliti menggunakan data dari Studi Kesehatan dan Pensiun, yang berlangsung dari tahun 2006 hingga 2008 dan melibatkan 10.569 peserta berusia 50 tahun ke atas.

Mereka melacak hasil mortalitas peserta menggunakan catatan hingga Mei 2021. Ketahanan psikologis dinilai berdasarkan kualitas seperti ketekunan, ketenangan, rasa memiliki tujuan, kemandirian, dan kapasitas untuk menangani tantangan secara mandiri.

Model statistik tingkat lanjut digunakan untuk menganalisis hubungan antara ketahanan psikologis dan risiko kematian karena semua penyebab.

Untuk melakukan eksplorasi lebih jauh, para peneliti menggunakan teknik yang dikenal sebagai splines kubik terbatas.

Selama masa penelitian, terdapat 3.489 kematian akibat semua penyebab di antara peserta.

“Ada hubungan yang hampir linear antara skor ketahanan mental dan kematian akibat semua penyebab, dengan semakin tinggi skornya, semakin rendah risiko kematiannya, dan hubungan ini lebih kuat pada wanita dibandingkan pada pria,” kata rilis berita tersebut.

Berdasarkan skor ketahanan, para peneliti menemukan bahwa individu pada kuartil tertinggi memiliki kemungkinan 53 persen lebih rendah untuk meninggal dalam 10 tahun mendatang dibandingkan mereka yang berada pada kuartil terendah.

“Secara keseluruhan, risiko kematian adalah 20 persen lebih rendah (kuartil kedua), 27 persen lebih rendah (kuartil ketiga), dan 38 persen lebih rendah (kuartil keempat) pada mereka yang memiliki skor ketahanan mental tertinggi dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor terendah (kuartil pertama), setelah memperhitungkan kemungkinan faktor-faktor yang memengaruhi,” kata siaran berita tersebut.

Karena penelitian ini bersifat observasional, penelitian ini tidak dapat menetapkan hubungan sebab-akibat. Penelitian ini juga memiliki keterbatasan, termasuk kurangnya pertimbangan faktor genetik dan hormonal serta kesulitan yang dialami anak-anak.

Namun, para peneliti menyimpulkan bahwa temuan tersebut menyoroti potensi efektivitas intervensi yang ditujukan untuk meningkatkan ketahanan psikologis guna mengurangi risiko kematian.

Baca juga: Dokter: Waspada, Lansia yang Mudah Lupa Bisa Jadi Tanda Demensia

Baca juga: Dokter: Persiapan fisik dan mental penting untuk tetap bugar di usia lanjut

Baca juga: Pakar: Kesehatan mental memengaruhi kualitas hidup lansia

Penerjemah: Putri Hanifa
Editor: Zita Meirina
Hak Cipta © ANTARA 2024

ditulis oleh Nusarina Buchori
the jakarta press

Anda dapat mengirimkan berita di https://t.me/trackred

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button