kesehatan

Psikolog menghimbau masyarakat untuk berani mengambil sikap untuk mencegah bullying

Jakarta (ANTARA) – Psikolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Novi Poespita Candra, S.Psi., M.Si., Ph.D., mengimbau masyarakat untuk berani menyampaikan sikap dan bertindak tegas agar tidak menjadi korban perundungan (bullying). (penindasan).

“Katakan dengan jelas kepada pelaku perundungan bahwa Anda tidak menyukai perlakuan yang dimaksud. Anda harus menunjukkan sikap yang jelas tentang apa yang Anda suka atau tidak suka,” kata Novi kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan, bullying tidak hanya terjadi pada anak-anak atau remaja saja, namun juga dialami orang dewasa.

Untuk mencegah terjadinya perundungan di kantor atau tempat kerja, karyawan disarankan untuk mencari sistem layanan yang dapat membantu menyelesaikan kasus ini secara sistematis, seperti pelaporan ke departemen. pengembangan sumber daya manusia (HRD).

Baca juga: Wamenkes: Tak Boleh Ada Perundungan di Pendidikan Kedokteran

Baca juga: Bullying: Pahami Arti, Penyebab dan Tandanya

Selain itu, mintalah pula teman terdekat Anda untuk memperhatikan dan bersedia membantu jika diperlukan.

Lalu, yang bisa dilakukan untuk mengatasi trauma akibat bullying adalah dengan menciptakan kegiatan-kegiatan baru yang positif di luar kegiatan kantor agar kehidupan lebih bermakna dan lebih banyak energi positif.

Meski demikian, Novi meminta para karyawan tidak ragu untuk mengundurkan diri dari perusahaan atau berhenti ketika penindasan tidak dapat diatasi lagi.

Menurutnya, korban dapat memutuskan untuk meninggalkan lingkungan kerja yang buruk agar tidak mengganggu produktivitas dan merusak kesehatan mental.

Pindah “Dari lingkungan yang beracun dan pindah ke lingkungan yang baru, memaafkan masa lalu, dan belajar dari apa yang telah terjadi. Jika masih belum bisa mengatasinya, Anda bisa meminta bantuan ahli untuk mendapatkan penanganan yang tepat,” katanya.

Ia pun menghimbau kepada perusahaan atau tempat kerja untuk memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) guna mencegah terjadinya bullying dan cara penanganannya.

Yang tidak kalah penting adalah adanya budaya kekeluargaan, saling menghargai, budaya keterbukaan, dan keadilan di tempat kerja sebagai landasan utama pencegahan bullying.

“SOP dan penanganan saat terjadi bullying sangat penting dalam organisasi mana pun. Namun yang lebih penting lagi adalah terciptanya budaya atau cultur di suatu kantor,” ungkapnya.

Baca juga: IDI Jabar: Bullying di PPDS Bertentangan dengan Kode Etik Dokter

Baca juga: Ciri-ciri Anak Korban Bullying yang Perlu Diperhatikan Orang Tua

Baca juga: Psikolog: Punya banyak teman bisa jadi strategi terhindar dari bullying

Reporter: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Zita Meirina
Hak Cipta © ANTARA 2024

ditulis oleh Nusarina Buchori
the jakarta press

Anda dapat mengirimkan berita di https://t.me/trackred

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button